JAKARTA – Pertanian memang tak sekedar membahas persoalan beras saja karena sebenarnya terdapat 496 komoditas dan lebih dari 2.500 varietas yang perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah. Dengan kata lain beras hanya satu dari sekian item penting yang harus diperhatikan untuk memenuhi kebutuhan pangan 250 juta masyarakat Indonesia.
Berbagai terobosan dihasilkan oleh pemerintah agar pertanian Tanah Air maju. Salah satunya adalah asuransi pertanian yang sebelumnya belum pernah ada. 2,73 juta hektar sawah milik petani dan 232.176 ekor sapi berhasil masuk dalam program ini.
Tujuannya apa? hanya satu yakni agar petani tidak berhenti berproduksi. Kalau semua orang hanya ingin jadi pegawai terus siapa yang akan kelola sektor pertanian. Begitu bukan?
Terobosan baru di bidang pertanian ternyata juga dikebut dengan penambahan jumlah alat mesin pertanian (Alsintan). Dari data yang dikeluarkan oleh Kementerian Pertanian, sejak tahun 2013 pembelian alsintan untuk petani diperbanyak sampai 1.526 persen.
Hingga tahun 2018 lalu saja terdapat 423.197 Alsintan yang disebar ke petani. Selain itu 3,58 juta hektar jaringan irigasi juga dibuka sejak tahun 2013 lalu atau naik 331 persen dari sebelumnya.
Terakhir, di tahun 2018 lalu juga pemerintah berhasil meningkatkan kelahiran sapi Belgian Blue dan sapi lahir hasil inseminasi buatan (IB). 30.000 embung dan 65 bendungan jadi catatan tersendiri keberhasilan pemerintah.
Hal lain yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian terkait administrasi adalah dengan mencabut 205 peraturan menteri yang dinilai memperlambat kinerja pertanian.
Selain membuka izin online yang praktis, tahun 2018 lalu pemerintah melakukan demosi dan pemecatan terhadap 1.428 pejabat karena kedapatan korupsi dan melanggar aturan. 782 mafia pangan gulung tikar dan 409 diantara mereka resmi jadi tersangka.
Pertanyaannya kembali lagi, mengapa sangat sulit menjaga kestabilan produksi satu komoditi seperti beras? Sekedar informasi pemerintah berhasil memproduksi hingga 2,2 juta ton beras di bulan Juni 2019 lalu.
Namun prestasi tersebut turun drastis hingga mencapai angka minus 600 ton karena nyatanya hingga di periode yang sama stok beras di Gudang Bulog hanya mencapai 1,5 juta ton saja.
Jadi kalau menjaga stok beras saja sulit, bagaimana dengan komoditi lain? Sebenarnya Indonesia mencari superhero di bidang pertanian atau kita yang terlalu dini merindukan prestasi seorang Andi Amran Sulaiman sebagai Menteri Pertanian?