LOS ANGELES – Sara Mudallal adalah seorang atlet parkour berusia 22 tahun. Dia memulai pelatihannya dua tahun lalu, dan dia sudah mematahkan stereotip tentang seorang wanita berjilbab yang tidak memiliki banyak kebebasan seperti perempuan kebanyakan.
“Saya mulai mengenakan Hijab, dan melatih parkour pada saat yang bersamaan. Olahraga ini menjadi sangat sentimental bagi saya,” ujar Sara beberapa waktu lalu.
Sara tinggal di Los Angeles. Ia memegang sabuk hitam tingkat dua di Karate dan merupakan wanita berhijab pertama yang berkompetisi di American Ninja Warrior TV Show.
Dalam sebuah video baru-baru ini yang dibagikan secara online, Sara menjelaskan bahwa orang senang melihat seseorang yang mengenakan hijab terjun ke olahraga ekstrim semacam parkour. Namun tidak sedikit juga yang mencibirnya dengan mengatakan bila Sara tengah berjuang untuk kelompok Islam fundamentalis ISIS (Negara Islam Irak dan Syam).
“Secara stereotip apa yang orang-orang gambarkan di media ketika mereka melihat hijabers, mereka akan berpikir ekstremis atau tertindas. Saya harus keluar dari kotak itu. Saya harus berada di tempat terbuka dan mengatakan kalimat ‘Hai teman-teman! Kumpulkan dirimu, kita harus memperbaiki ini’,” jelasnya.
Kata Sara, sejak kecil Ia memang sangat suka lompat-lompat. Dan di tahun 2015 Ia mulai latihan parkour dan langsung jatuh cinta pada olahraga ini.
Ia juga menceritakan momen saat berada di tempat latihan gym dan menjadi satu-satunya orang yang mengenakan jilbab. Namun karena keinginannya yang tinggi untuk belajar parkour, membuatnya tak peduli pada apapun yang dipikirkan oleh orang lain.
Dalam beberapa tahun terakhir, atlet berhijab seperti Sara telah menarik perhatian dunia, sebagian karena perubahan pola pikir masyarakat yang memungkinkan wanita berhijab mengakses dunia olahraga lebih dari sebelumnya.
Misalnya, pada tahun 2012, Federasi Bola Voli Internasional mengubah aturan yang mengizinkan seragam yang kurang terbuka di Olimpiade London setelah berbagai negara melobi untuk itu, dan pada tahun 2014, FIFA secara resmi mengizinkan pemain sepak bola mengenakan sorban dan jilbab.