20.1 C
Indonesia

RSV Nuyina Dikerahkan ke Antartika untuk Selamatkan Peneliti Yang Sakit

Must read

AUSTRALIA – Kapal penelitian dan pemasok pemecah es RSV Nuyina pada pekan lalu diluncurkan dalam misi penyelamatan seorang peneliti dari benua es Antartika.

Peneliti tersebut, yang tidak disebutkan namanya, diselamatkan dari posnya di stasiun penelitian Casey karena mengalami “kondisi medis yang berkembang”.

Kepada AP, para pejabat menyatakan bahwa kondisi tersebut membuat peneliti itu membutuhkan “penilaian dan perawatan medis spesialis” di Australia.

Baca Juga:

“Pelaku ekspedisi itu memerlukan penilaian dan perawatan medis spesialis di Australia untuk kondisi medis yang berkembang,” kata mereka, dikutip dari The Messenger.

Per Senin (4/9), Australian Antarctic Program (AAP) menyatakan bahwa peneliti tersebut telah diterbangkan ke RSV Nuyina.

Melansir BBC, misi penyelamatan ini memerlukan tim penyelamat medis, sebuah kapal pemecah es berukuran besar, dan dua helikopter.

Untuk menjangkau lokasi sang peneliti, yang berada di lingkungan dengan kondisi alam ekstrem, kapal dipilih sebagai moda pertama yang harus menempuh perjalanan lebih dari 3.000 km.

Pada Minggu (3/9), ketika stasiun penelitian Casey dirasa sudah cukup dekat, dua helikopter dengan tim medis di dalamnya dikerahkan.

Dengan selesainya misi penyelamatan tahap pertama, kapal tersebut diperkirakan akan tiba kembali di Kota Hobart minggu depan.

“Pelaku ekspedisi akan dirawat di fasilitas medis Nuyina yang dilengkapi dan dirancang khusus oleh dokter pengobatan kutub kami dan staf medis Rumah Sakit Royal Hobart,” kata Robb Clifton dari AAP.

“Membawa pelaku ekspedisi ini kembali ke Tasmania untuk mendapatkan perawatan medis spesialis yang diperlukan adalah prioritas kami,” tambahnya.

Keluarga sang peneliti, lanjut AAP, terus diberitakan tentang situasinya sementara peneliti lain dipastikan tetap aman.

Australia mengharuskan semua peneliti yang dikirim ke Antartika untuk terlebih dahulu menjalani pemeriksaan kesehatan.

Meskipun begitu, kondisi saat musim dingin yang ekstrem dan minimnya fasilitas medis di kawasan tersebut memungkinkan peneliti terserang kondisi tertentu.

Sebagai informasi, laman resmi stasiun penelitian Casey menyatakan bahwa ada lebih dari 150 peneliti yang mendatangi kawasan tersebut ketika musim panas.

Akan tetapi, pada musim dingin, hanya ada sekitar 20 orang yang bertahan di sana untuk pemeliharaan.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru