JAKARTA – Hari ini, Sabtu (8/1), Indonesia kembali berangkatkan jamaah umrah untuk pertama kalinya setelah dua tahun absen. Keberangkatan 419 jamaah tersebut dilepas oleh Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Hilman Latief, mewakili Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas.
Dalam acara pelepasan tersebut, Hilman berpesan agar para jamaah selalu mematuhi aturan baik di Indonesia maupun saat di Arab nanti.
“Jaga kepercayaan Pemerintah Indonesia dan Arab Saudi. Tunjukkan bahwa jamaah umrah Indonesia patuh pada aturan, khususnya patuh pada protokol kesehatan yang telah ditetapkan. Ingatlah, pandemi Covid-19 belum berakhir,” ucapnya.
Dilansir dari Sindo, pihak Menag saat ini tengah memfinalisasi regulasi tentang penyelenggaraan umrah di masa pandemi, termasuk yang terkait integrasi sistem dengan pemerintah Arab Saudi.
Ini dilakukan untuk terus meningkatkan kualitas layanan dan perlindungan jamaah.
“Proses verifikasi sertifikasi vaksin, tes kesehatan, karantina dan screening kesehatan dilaksanakan secara mudah, cepat, valid, akurat, serta menjamin kepatuhan persyaratan yang telah ditentukan oleh kedua negara, Indonesia dan Arab Saudi,” tambahnya.
Mengenai teknis pelaksanaan umrah, Direktur Bina Umrah Kementerian Agama Nur Arifin mengatakan akan menggunakan kebijakan satu pintu atau one gate policy.
“Yaitu 1 kali 24 jam sebelum keberangkatan, para jemaah bermukim di Asrama Haji Pondok Gede untuk dilakukan screening kesehatan,” kata Nur, dikutip dari Tempo.
Ia mengatakan, screening kesehatan dilakukan di rumah sakit yang direkomendasikan pemerintah Arab Saudi.
Lama karantina di Arab Saudi dan Indonesia berbeda, dengan sedikit lebih lama di Indonesia. Ketika tiba di Arab Saudi, para jamaah diharuskan menjalani karantina selama lima hari.
Ketika pulang ke Indonesia nanti, para jamaah harus menjalani karantina selama tujuh hari.
“Sebelum terbang ke Saudi para jamaah harus sudah memilih hotel mana tempat karantina ketika pulang nanti,” jelas Nur.
Adapun untuk biaya umrah di era pandemi ini, Nur mengatakan setiap jamaah harus membayar sebesar 28 juta rupiah untuk mendapatkan paket umrah yang sudah termasuk penginapan, transportasi, dan katering. Biaya PCR dan karantina tidak termasuk di dalamnya.