THE EDITOR – Warga Desa Pakel di Banyuwangi tetap bersukacita dan merayakan 4 tahun perjuangan mempertahankan tanah pertanian yang telah mereka miliki ratusan tahun meski berkalı-kali juga dihempaskan oleh perusahaan dan Pemda Kabupaten Banyuwangi.
Perayaan ini dilakukan di tengah-tengah kawasan pertanian petani Pakel dengan membangun panggung sederhana namun indah. Serta pameran perjuangan petani Desa Pakel selama hampir 100 tahun untuk mempertahankan tanah mereka dari perusahaan perkebunan.
Melalui akun media sosial Instagram mereka di @rukunpakel, puluhan masyarakat terlihat merayakan peristiwa menuju 1 abad perjuangan petani Pakel ini siang dan malam.
Kabupaten Banyuwangi terkenal dengan berbagai macam festival baik berkelas nasional maupun internasional. Sehingga sering mendapat banyak perhatian dari berbagai macam pihak.
Jadi, tak heran aksi para petani Desa Pakel ini juga mendapat perhatian kalangan internasional dan nasional.
The Editor merangkum beberapa peringatan acara yang dilakukan oleh banyak pihak baik di dalam dan luar negeri karena prihatin pada nasib petani Desa Pakel, diantaranya:
1. Solidaritas dari Alice Springs, Australia
Aksi warga Alice Spring di Australia ini diabadikan lewat akun Instagram @puputanpakelcommitte beberapa waktu lalu.
Dari akun tersebut terlihat warga Australia menunjukkan solidaritas dengan berbagi makanan untuk memperingati ulang tahun ke-4 pendudukan dan seabad perjuangan warga Desa Pakel.
“Teman-teman (di Australia) membaca zine berbahasa inggris mengenai perjuangan hak atas tanah yang panjang di Pakel. Zine ini berisi bagian-bagian yang diterjemahkan dalam buku (berjudul) “Atas Nama Tanah Pakel” dan sumber-sumber lain,” tulis akun tersebut.
Dikatakan juga bila warga Australia memasak makanan khas indonesia untuk dinikmati bersama warga lain dan mendiskusikan perjuangan warga Desa Pakel selama ini.
2. Aksi Kamisan
Melalui akun Instagram @aksikamisanjember, diunggah foto dan video yang menunjukkan aksi kamisan warga Jember yang ikut berjuang bersama petani Desa Pakel, Banyuwangi.
Aksi Kamisan ini dilakukan dengan prosesi berjalan di malam hari sembari membawa obor yang diikuti oleh ribuan orang.
“La Ilaha Illallah,” kata peserta aksi Kamisan bersahut-sahutan.
Suasana malam terlihat begitu indah karena ribuan obor menerangi jalanan yang gelap. Teriakan demi teriakan terdengar sebagai bentuk aksi Kamisan ini.
Peserta aksi Kamisan ini terdiri dari orang tua hingga anak-anak dan orang dewasa. Aksi ini dilakukan dengan damai dan penuh hikmat.
3. Pameran Perjuangan Warga Pakel Oleh Universitas Jember
Universitas jember melalui akun media sosial mereka @amnesty.unej juga ikut berpartisipasi dalam kilas balik 4 tahun perjuangan warga Desa Pakel ini.
Universitas Jember mengadakan pameran yang dianggap sebagai bagian dari pengarsipan perjuangan petani Pakel.
“Dokumentasi ini dikumpulkan dari arsip RTSP serta karya dari kawan jejaring solidaritas petani Pakel,” ugkap akun ini.
Universitas Jember juga menilai negara telah melakukan tindak kekerasan pada petani di Desa Pakel. Dan universitas ini ingin mengatakan bila mereka berjuang dan mendukung perlawanan para petani Pakel.
4. Universitas Airlangga Juga Mendukung Perjuangan Petani Pakel
Kelompok pendukung amnesti internasional di Universitas Airlangga menyuarakan dukungan mereka kepada petani Pakel dengan ikut meramaikan jagad media sosial mereka di @amnesty.unair.
Universitas Airlangga meminta agar pemerintah memberikan hak bagi petani Pakel dan menyelesaikan konflik horizontal yang dinilai mereka dimulai oleh PT. Bumi Sari, perusahaan yang menduduki tanah warga Pakel selama ini.
5. Warga Desa Hutan Gunung Batur Ikut Berpartisipasi
Warga Desa Pakel merayakan 4 tahun masa perjuangan mereka dengan festival yang istimewa layaknya sebuah perayaan internasional.
Sebuah pameran dibuat untuk mengingatkan siapapun yang melihatnya tentang perjuangan warga Desa Pakel agar tanah mereka tidak direbut.
Panggung yang dibangun di tengah kawasan pertanian menjadi tempat dimana setiap orang dapat menikmati sejarah konflik Petani Pakel.
Tak hanya aktivis dan mahasiswa, masyarakat desa lain seperti petani dari Hutan Gunung Batur juga hadir di acara ini untuk menunjukkan solidaritas mereka.
Dalam orasinya, petani dari Hutan Gunung Batur mengatakan bila perayaan ini adalah bukti kepalsuan reformasi agraria yang dibuat oleh Presiden Joko Widodo.
Pasalnya, lanjut mereka, selama menjabat 10 tahun, nasib petani Desa Pakel tidak digubris sama sekali.
“Perayaan ini adalah bukti kepalsuan reforma agraria yang digaungkan oleh Rezim Jokowi. Kami, para petani, hingga kini masih berjuang melawan ketidakadilan atas perampasan lahan dan kriminalisasi. Kami tetap akan tumbuh subur dalam melawan dan mempertahankan tanah, karena tanah adalah hidup,” katanya.
“Sekali lagi, kami mengucapkan selamat atas 4 tahun pendudukan dan perjuangan menuju satu abad perjuangan Petani Pakel,” tandasnya.