20.3 C
Indonesia

Respons Disdikbud Jateng Atas Temuan Sidak Ganjar di Bangunan SMAN Tawangmangu

Must read

KARANGANYAR – Tidak ada penyimpangan dalam pengerjaan proyek pembangunan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

Hal itu disampaikan oleh pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Jawa Tengah setelah menggelar rapat tertutup pada Senin (31/1) dengan pihak-pihak terkait selama tiga jam.

Kepala Disdikbud Jawa Tengah, Uswatun Hasanah, memastikan proyek senilai 5,19 miliar rupiah itu sudah sesuai dengan spek bangunan yang telah direncanakan sebelumnya.

Baca Juga:

Meskipun begitu, pihak kontraktor tetap akan memperbaiki bagian-bagian yang dinilai tidak sesuai, termasuk juga bagian dinding depan yang dijebol Ganjar saat melakukan sidak pada hari Minggu (30/1).

Material bagian itu akan diganti dari semula tembok kalsiboard menjadi plester semen.

“Pada prinsipnya tidak ada penyimpangan. Semua sesuai spek bangunan dan ini masih dalam tahap masa pemeliharaan maka telah dilakukan perbaikan atau penyempurnaan,” katanya.

Uswatun juga menyebutkan bahwa pekerjaan perbaikan dan penyempurnaan langsung dikerjakan pada hari yang sama dengan sidak Ganjar.

Pekerjaan penyempurnaan di antaranya, pengecatan ulang di beberapa bagian bangunan dan perbaikan bangunan yang mengalami retak.

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan SMA Jateng, Syamsudin Isnaini, menjelaskan bahwa pengerjaan proyek dilaksanakan dalam dua tahap.

Tahap pertama dimulai bulan Juni tahun lalu dan telah rampung pada 5 Desember 2021.

“Kontrak kerja rampung 5 Desember kemarin dan sudah dilakukan serah terima pengerjaan. Sekarang masih dalam masa pemeliharaan 180 hari yang dihitung sejak serah terima pengerjaan,” jelasnya.

Oleh karena masih dalam masa pemeliharaan, pihak kontraktor akan bertanggung jawab penuh terhadap segala kerusakan serta penyempurnaan bangunan.

Syamsudin melanjutkan, pihaknya akan memanfaatkan masa pemeliharaan itu untuk melakukan pengecekan pengerjaan bangunan.

Apabila, lanjut dia, masih ditemukan kerusakan maupun bocor pada bagian atap, hal itu menjadi tanggung jawab kontraktor untuk memperbaikinya.

SMAN Tawangmangu sendiri akan menjadi sekolah pertama di kecamatan itu.

Selama ini, warga kerap mengeluh karena tidak bisa menyekolahkan anak-anak mereka di SMA negeri karena terjebak sistem zonasi.

Kecamatan Tawangmangu tidak hanya kosong SMA negeri, mereka pun tidak memiliki sekolah swasta yang semakin menyulitkan akses pendidikan masyarakatnya.

Tahun lalu, Pemprov Jateng melakukan pembangunan tahap 1 gedung SMAN Tawangmangu dengan perincian lima ruang kelas, satu ruang perpustakaan, dua ruang laboratorium, kamar mandi putra dan putri.

Selain itu, ruang guru, ruang kepala sekolah, dan mushola juga dibangun.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru