JAKARTA – Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri, secara resmi memutuskan memperpanjang periode kepengurusan partainya hingga tahun 2025.
Kepengurusan PDI-P periode ini akan berakhir pada bulan Agustus 2024 setelah lima tahun menjabat.
Megawati menjelaskan bahwa perpanjangan periode ini bertujuan mengembalikan Kongres PDI-P ke siklus semula yang biasanya digelar tiap lima tahun kecuali pada tahun 2019 yang dipercepat setahun.
Mengutip Channel NewsAsia (CNA), acara pengambilan sumpah jabatan digelar di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, pada Jumat (5 Juli).
Megawati memimpin langsung prosesi pengambilan sumpah perpanjangan masa jabatan ini.
“Bahwa saya untuk diangkat sebagai Dewan Pimpinan Pusat PDI-P masa bakti 2019-2024 yang diperpanjang hingga 2025, akan setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila dan UUD 1945, AD/ART PDIP 2019, Piagam, dan Program Perjuangan, serta segala ketentuan partai yang berlaku,” ucap Megawati yang diikuti oleh seluruh anggota DPP.
Mantan Presiden Indonesia itu tiba di lokasi pada pukul 09.31 WIB didampingi oleh mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Prananda Prabowo.
Megawati menunjuk sejumlah nama baru untuk kepengurusan ini.
Ahok dipercaya sebagai Ketua DPP Bidang Perekonomian.
Mantan calon presiden Ganjar Pranowo diangkat sebagai Ketua DPP Bidang Pemerintahan dan Otonomi Daerah
Nama-nama lain adalah Ronny Talapessy sebagai Ketua DPP Bidang Reformasi Sistem Hukum Nasional, Deddy Yevry Sitorus sebagai Ketua Bappilu Eksekutif dan Adian Napitupulu sebagai Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Komunikasi.
SEBUT NAMA PRESIDEN JOKOWI
Dalam acara tersebut, Megawati juga sempat menyinggung mengenai Presiden Joko Widodo.
Seperti diketahui hubungan kedua politisi ini sedang dingin setelah kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Putri Bung Karno itu membicarakan makna lagu Indonesia Raya yang dianggap sebagai bukti bahwa Indonesia lahir dengan konsep negara yang paripurna.
Konsep negara paripurna yang dimaksud oleh Megawati mencakup Pancasila, gotong royong dan Bhineka Tunggal Ika.
Megawati mengungkapkan bahwa ia telah menyampaikan hal ini kepada Presiden Jokowi.
“Saya kan bilang mau nyari apa lagi sih? Saya ngomong sama Pak Jokowi, kalian pemimpin ya, itu harus menjalankan apa yang dipikirkan, dan dituliskan oleh para pendiri bangsa, bukan kita bikin versi-versi,” tegasnya dikutip detikNews.
Megawati menilai bahwa para pemimpin saat ini sering membuat versi mereka sendiri, yang menurutnya hal tersebut aneh.
Sebab menurutnya, pemimpin Indonesia seharusnya tinggal menjalankan apa yang sudah ditulis dan dipikirkan oleh para pendiri bangsa.