22.3 C
Indonesia

PM Inggris Tuai Kecaman Setelah Samakan Situasi Warga Ukraina dengan Brexit

Must read

INGGRIS – Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dibanjiri kecaman, termasuk dari anggota parlemennya sendiri, setelah mengatakan bahwa Brexit adalah perwujudan kepemilikan “naluri” kebebasan oleh warga Inggris, yang sama seperti orang Ukraina.

“Naluri orang-orang di negara ini, seperti orang-orang Ukraina, untuk memilih kebebasan setiap saat,” ucap Johnson dalam pidatonya di konferensi Partai Konservatif di Blackpool, Inggris utara, pada hari Sabtu (19/3).

Ia menyebut referendum Brexit pada Juni 2016 lalu sebagai “contoh terkenal baru-baru ini”.

Baca Juga:

“Ketika jumlah orang Inggris yang memilih Brexit sangat besar, saya tidak percaya itu karena mereka memusuhi orang asing dari jarak jauh. Itu karena mereka ingin bebas melakukan hal-hal yang berbeda dan agar negara ini bisa menjalankan dirinya sendiri,” paparnya.

Johnson lalu menyebut peluncuran vaksin covid-19 oleh Inggris sebagai contoh keinginan masyarakat untuk mendapatkan kembali kebebasannya.

Atas pernyataan tersebut, sejumlah pejabat tinggi di kawasan Eropa mengecamnya. Salah satunya adalah mantan Presiden Dewan Eropa Donald Tusk yang pada hari Minggu (20/3) menulis di Twitternya, “Boris, kata-kata Anda menyinggung Ukraina, Inggris, dan akal sehat”.

Mantan negosiator Uni Eropa asal Belgia Guy Verhofstadt juga menyebut komentar itu “gila”.

Brexit, menurut Verhofstadt, hanyalah tentang “keruntuhan kebebasan” dan keluarnya Inggris dari Uni Eropa, sedangkan situasi Ukraina adalah warganya yang menginginkan “kebebasan lebih dan ingin bergabung dengan Uni Eropa”.

Kecaman juga datang dari Ketua Partai Liberal Demokrat Ed Davey yang mengatakan Johnson “menciptakan perpecahan yang sia-sia”.

Davey bahkan membandingkan “kebodohan” Johnson dengan “kepemimpinan berani dari Presiden Zelensky” yang berbanding terbalik.

“Membandingkan referendum dengan perempuan dan anak-anak yang melarikan diri dari bom Putin adalah penghinaan bagi setiap warga Ukraina,” tambahnya.

Sementara itu, Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak mengatakan di Sky News pada hari Minggu bahwa dia tidak menganggap kedua situasi itu sebanding. Ia juga menyampaikan sedikit pembelaannya untuk Johnson.

“Jelas mereka tidak sejalan secara langsung dan saya tidak berpikir perdana menteri mengatakan bahwa mereka juga sejalan secara langsung,” katanya.

 

Sumber: Al Jazeera

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru