20 C
Indonesia

Pestisida Nabati Buatan BRIN: Selamatkan Lingkungan dan Bantu Sejahterakan Petani

Must read

JAKARTA – Hingga kini, penggunaan pestisida berbahan kimia masih sering digunakan guna mengusir hama yang menyerang tanaman. Padahal, kebanyakan pestisida memiliki formula yang berbahaya untuk manusia, organisme, bahkan tanaman itu sendiri.

Untuk itu, salah satu periset bidang teknik kimia Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Yenny Meliana, mengembangkan penelitian pestisida nabati.

“Pestisida nabati yang kami kembangkan menggunakan bahan-bahan alam seperti minyak nimba, turunan sawit, cengkeh, dan serai,” ungkap Yenny, yang saat ini menjabat sebagai Plt. Kepala Pusat Riset Kimia BRIN.

Baca Juga:

Pengembangan pestisida nabati dilakukan dengan cara memformulasi pestisida nabati dalam formulasi konsentrat nano-emulsifiable dengan minyak nimba sebagai bahan aktif yang telah dilisensikan oleh industri pembuatan pestisida.

Yenny dan tim menggunakan surfaktan berbasis minyak sawit, minyak esensial, dan minyak nabati sebagai bahan aktif untuk formulasi.

Bahan-bahan tersebut relatif aman bagi lingkungan. Formulasi kemudian diterapkan dengan pengenceran 1:100 dengan air.

Selain aman untuk lingkungan, Yenny memaparkan bahwa produk garapannya diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian, menjaga kualitas air dan makanan, mengurangi akumulasi pestisida kimia di tanah, dan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk hidup sehat yang lebih baik.

Produk pestisida nabati ini diketahui sudah sampai ke skala pilot, dengan kemampuan produksi mencapai 100 liter per batch.

“Produk ini juga sudah dialihteknologikan kepada salah satu perusahaan nasional yang bergerak di bidang pestisida organik,” jelasnya.

Penggunaan pestisida nabati ini dapat dilihat di kelompok tani hortikultura di Bandung, Jawa Barat, yang menerapkan sistem pertanian organik.

Untuk saat ini, menurut Yenny, target pasar pestisida nabati memang masih tertuju ke pertanian organik, sehingga dapat meningkatkan nilai tambah ekonomi dibanding produk biasa.

Meskipun begitu, mengingat tren masyarakat yang cenderung tertuju pada produk-produk yang baik untuk kesehatan, tidak menutup kemungkinan pestisida nabati akan segera merambah ke pertanian umum.

“Targetnya saat ini memang masih ke petani-petani dengan label ‘organik’. Kedepan, bisa ke arah pertanian secara umum.

“Apalagi saat ini tren masyarakat, terutama di kota-kota besar mencari produk yang baik untuk kesehatan. Sehingga, penggunaan pestisida berbahan alam ini selain meningkatkan nilai tambah produk, juga menjaga lingkungan air dan tanah pertanian untuk masa depan kita bersama,” katanya.

Hasil penelitian pestisida nabati ini mengantarkan Yenny meraih 2021 (2nd) Hitachi Global Foundation Asia Innovation Award, kategori Outstanding Innovation Award.

Perlu diketahui, program tersebut bertujuan untuk memberikan penghargaan kepada individu dan kelompok atas pencapaian luar biasa mereka dalam penelitian dan pengembangan di bidang sains dan teknologi.

Selain Yenny, satu orang periset BRIN lainnya, Cynthia Henny, dari Pusat Riset Limnologi BRIN, meraih kategori Encouragement Award atas penelitiannya terkait peningkatan kualitas air dan restorasi ekosistem Danau Maninjau melalui pengenalan sistem pengolahan lahan basah apung dan aerasi terpadu.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru