24.2 C
Indonesia

Perbedaan Masa Puncak Panen Akibatkan Jumlah Stok Beras Di Bulog Tak Sama Seperti Tahun Lalu

Must read

JAKARTA – Stok beras yang ada di gudang Bulog di periode Juni 2020 menurun hingga 700 ribu ton Bila dibandingkan dengan tahun 2019 lalu di periode yang sama. Dimana diketahui di bulan Juni 2019 gudang Bulog menyimpan hingga 2,2 juta ton cadangan beras, sementara di Juni 2020 ini stok yang ada hanya 1,4 juta ton.

Kepala Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Risfaheri mengatakan hingga hari ini jumlah stok beras di gudang Bulog sudah mencapai 1,5 juta ton atau naik 100 ribu ton dari sebelumnya. Masa puncak panen yang berbeda dijadikan alasan oleh pemerintah mengapa stok cadangan beras di Bulog tidak banyak di tahun ini.

“Stok di bulog tidak bisa membandingkan bulan yang sama karena puncak panen tahun ini berbeda dengan tahun lalu,” ujar Risfaheri saat berbincang dengan The Editor beberapa waktu lalu.

Baca Juga:

Ia menjelaskan bahwa masa puncak panen padi tahun 2019 jatuh di bulan Maret sampai April. Sementara itu di tahun 2020 ini masa panen berlangsung di bulan April sampai Mei. Perbedaan tersebut diklaim sebagai alasan jumlah stok beras tidak mencapai target seperti tahun lalu.

Yang terpenting katanya pemerintah mampu menyediakan stok cadangan beras sebanyak 1,5 juta ton sebagaimana yang ditetapkan oleh pemerintah.

Untuk diketahui, di bulan April 2020 kemarin Kementan mengklaim tengah terjadi panen raya padi di beberapa titik di Tanah Air. Pertanyaannya, bila panen raya tengah berlangsung mengapa jumlah stok beras justru tidak mencapai nilai terbaiknya seperti tahun lalu? Ada apa dengan kinerja Kementan?

Pertanyaan lain yang hingga saat ini masih juga enggan di jawab oleh pemerintah adalah bagaimana mungkin harga gabah bisa turun karena seharusnya saat ini Bulog disibukkan dengan proses pembelian gabah di petani untuk memenuhi gudang mereka. Logikanya, untuk mencapai angka 2,2 juta ton seperti tahun lalu maka pemerintah harusnya selalu siap di lapangan menyerap gabah petani lewat penggilingan. Dengan kata lain, sebenarnya surplus panen ini ada atau tidak? Mengapa harga gabah turun sementara target tidak tercapai.

Target cadangan tidak tercapai karena apa? Apakah kucuran dana lewat KUR (Kredit Usaha Rakyat) sebesar Rp500 juta kepada para pemilik penggilingan padi adalah solusi utama agar penyerapan gabah petani bisa dilakukan secara maksimal dan penurunan harga gabah bisa ditekan?

Sesuai Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 24 Tahun 2020 tentang Penetapan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk Gabah atau Beras, HPP Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani naik menjadi Rp4.200 per kilogram dan di penggilingan menjadi Rp4.250 per kilogram.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru