AFRIKA SELATAN – Otoritas kesehatan Afrika Selatan pada Jumat (4/3) menyatakan bahwa ada sekitar 100.000 dosis vaksin covid-19 jenis pfizer yang terancam dimusnahkan akhir bulan ini akibat penyerapan masyarakat yang lambat.
Negara tersebut telah mencatat infeksi dan kematian akibat covid-19 terbanyak di benua Afrika, namun inokulasi atau penyuntikan vaksin justru semakin melambat.
Akibatnya, stok vaksin di Afrika Selatan masih tersisa cukup banyak, yaitu sekitar 25 juta dosis.
“Ada risiko bahwa lebih dari 100.000 dosis yang akan kedaluwarsa pada akhir Maret … mungkin harus dibuang. Ini akan menjadi hari yang menyedihkan jika volume dosis yang signifikan dapat dibuang. Kami berharap [pembuangan ini] tidak akan mencapai tahap itu,” kata Menteri Kesehatan Joe Phaahla dalam konferensi pers online.
Phaahla kemudian mengatakan bahwa departemennya sedang mencoba untuk meningkatkan inokulasi agar vaksin-vaksin tersebut tidak terbuang.
Sejauh ini, dari 40 juta orang dewasa di Afrika Selatan, negara itu baru dapat memvaksinasi sekitar 43% di antaranya.
Kampanye vaksinasi Afrika Selatan dimulai dengan lambat karena kesulitan mengamankan pasokan awal. Mereka menggunakan vaksin johnson & johnson (J&J) dan pfizer.
Akan tetapi, negara itu baru-baru ini dirundung keraguan. Pemerintah setempat bahkan mengubah aturan vaksinasi covid-19 bulan lalu sebagai upaya mendorong lebih banyak orang untuk mendapatkan vaksin.
Sumber: Reuters