JAKARTA – Badai pemutusan hubungan kerja (PHK) masih terus berlanjut di dalam negeri. Hal ini pun dapat mencerminkan melemahnya ekonomi Indonesia yang tercermin dari ketidakmampuan perusahaan dalam mempertahankan karyawan mereka.
Berdasarkan data kementerian ketenagakerjaan (kemnaker), pada periode Januari-Juni 2024 terdapat 32.064 orang tenaga kerja yang terkena PHK. Angka tersebut naik 21,4% dari periode yang sama tahun lalu sebanyak 26.400 orang.
Diketahui gelombang PHK berasal salah satunya dari perusahaan rintisan berbasis teknologi (startup) di Indonesia.Â
CNBC Indonesia pada Kamis (1/8) merilis fakta bila fenomena pemberhentian massal pekerja sebagai bagian dari kondisi suram atau tech winter itu telah berlangsung sejak pandemi Covid-19, akibat kondisi ekonomi yang terus memburuk.
Berikut rangkuman daftar perusahaan teknologi yang menambah jumlah pengangguran dalam negeri hingga Juni 2024.
Diantaranya; Tokopedia-Tiktok Shop, Xendit Indonesia, Lamudi, JD.ID, Ruang guru, Shopee Indonesia, Zenius, Pahamify, LinkAja dan SiCepat.
Bukan hanya dari sektor teknologi saja yang menyumbang pengangguran di Indonesia. Dari sektor industry tekstil juga ikut andil dalam hal ini.
Badai PHK menghantam berbagai perusahaan Indonesia yang bergerak di Industri tekstil. Akibatnya lebih dari belasan ribu karyawan harus kehilangan pekerjaan.Â
Bahkan masih banyak di antara mereka yang pesangonnya masih belum mendapatkan kejelasan.
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) Ristadi mengatakan sejak Januari hingga awal Juni 2024 ini, setidaknya terdapat 10 perusahaan yang telah melakukan PHK massal.
Enam di antaranya karena penutupan pabrik, sedangkan empat sisanya karena efisiensi jumlah pegawai.
Total karyawan yang ter-PHK dari 10 perusahaan itu setidaknya ada 13.800an orang. Namun menurutnya jumlah ini mungkin lebih sedikit daripada kondisi di lapangan, mengingat tidak semua perusahaan mau terbuka atas langkah PHK massal ini.
Berikut Rincian PHK pabrik tekstil di Indonesia Periode Januari hingga awal Juni 2024
1. PT Dupantex di Jawa Tengah PHK sekitar 700 orang karyawan
2. PT Alenatex di Jawa Barat PHK Sekitar 700 orang karyawan
3. PT Kusumahadi Santosa di Jawa Tengah PHK sekitar 500 orang karyawan
4. PT Pamor Spinning Milss di Jawa Tengah PHK sekitar 700 orang karyawan
5. PT Sai Apparel di Jawa Tengah PHK Sekitar 400 orang karyawan
6. PT Sinar Pantja Djaja di Semarang PHK sekitar 2.000 orang karyawan
7. PT Bitratex di Semarang PHK sekitar 400 orang karyawan
8. PT Djohartex di Magelang PHK sekitar 300 orang karyawan
9. PT Pulomas di Banfung PHK sekitar 100 orang karyawan
Sehingga total PHK tenaga kerja di Indonesia per Juni 2024 mencapai 32.064 tenaga kerja, yang dimana Provinsi DKI Jakarta memimpin dengan jumlah tenaga kerja ter-PHK paling tinggi sebesar 7.469 tenaga kerja.
Jumlah pekerja di PHK di Jakarta melonjak 994% atau hampir 1.000% atau dibandingkan Januari-Juni 2023 yang hanya tercatat 683Â orang.
Berikut jumlah tenaga kerja yang kena PHK menurut provinsi per Juni 2024 sebagaimana diinformasikan oleh kementerian tenaga kerja
DKI Jakarta 7.469 orang
Banten 6.135 orang
Jawa Barat 5.155 orang
Jawa Tengah 5.155 orang
Sulawesi Tengah 1.812 orang
Bangka Belitung 1.527 orang
Riau 833 orang
Jawa Timur 819 orang
Kalimantan Barat 785 orang
Sumatera Utara 539 orang
Sulawesi Tenggara 348 orang
Kepulauan Riau 341 orang
Sumatera Barat 327 orang
Kalimantan Tengah 298 orang
DI. Yogyakarta 292 orang
Kalimantan Selatan 246 orang
Sulawesi Selatan 227 orang
Aceh 204 orang
Kalimantan Timur 109 orang
Jambi 100 orang
Kalimantan Utara 78 orang
Kalimantan Utara 109 orang
Maluku 32 orang
Nusa Tenggara Timur 27 orang
Sulawesi Utara 27 orang
Lampung 23 orang
Bali 19 orangÂ
Gorontalo 18 orang
Sementara itu, urutan kedua diisi oleh provinsi Banten sebanyak 6.135 tenaga kerja dan posisi ketiga diisi oleh Jawa Barat sebesar 5.155 tenaga kerja.