19.8 C
Indonesia

Peneliti Buat Pria Lumpuh Bisa Berjalan Lagi dengan Implan Otak dan Tulang Belakang

Must read

SWISS – Penelitian baru mengungkap bagaimana perangkat medis membantu seorang pria yang lumpuh dapat berjalan secara alami lagi, lebih dari satu dekade setelah cedera.

Dr. Grégoire Courtine dan rekannya dari Institut Teknologi Federal Swiss di Lausanne mengembangkan dan menanamkan “antarmuka otak-tulang belakang”.

Alat itu menciptakan hubungan neurologis langsung antara otak dan sumsum tulang belakang.

Baca Juga:

Implan di otak melacak niat untuk bergerak, yang ditransfer secara nirkabel ke unit pemrosesan yang dikenakan seseorang secara eksternal, seperti ransel.

Niat itu diterjemahkan ke dalam perintah yang dikirim kembali oleh unit pemrosesan melalui implan kedua untuk merangsang otot.

Temuan dari penelitian ini, diterbitkan pada Rabu (25/5) di jurnal Nature, menguraikan hasil yang sukses untuk satu peserta studi dari Belanda.

Gert-Jan Oskam (40), lumpuh setelah kecelakaan sepeda motor di China lebih dari satu dekade lalu. Kakinya cacat, begitu juga lengan dan badannya.

“Keinginan saya adalah bisa berjalan lagi, dan saya yakin itu mungkin,” kata Oskam dalam jumpa pers dengan wartawan pekan ini, dikutip dari CNN.

“Saya mencoba banyak hal sebelumnya, dan sekarang saya harus belajar berjalan normal lagi, seperti alami, karena begitulah sistem ini bekerja.”

Oskam mengatakan ia bisa berjalan setidaknya 100 meter, tergantung hari, dan berdiri tanpa menggunakan tangannya selama beberapa menit.

Ia mengatakan itu berguna dalam kehidupan sehari-harinya, seperti ketika dirinya baru-baru ini memiliki sesuatu untuk dilukis tetapi tidak ada yang membantu, jadi ia berdiri dan melakukannya sendiri.

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa dorongan elektrik yang ditargetkan dapat merangsang area kaki yang dibutuhkan untuk berjalan.

Akan tetapi, teknologi baru ini memungkinkan pergerakan yang lebih halus dan adaptasi yang lebih baik untuk mengubah medan karena menghubungkan kembali dua wilayah sistem saraf pusat yang terputus karena cedera tulang belakang, menurut para peneliti.

Oskam telah ditanamkan alat stimulasi sebelumnya, tetapi ia harus melakukan gerakan untuk memicu rangsangan tersebut.

“Sekarang, saya bisa melakukan apa yang saya inginkan, dan ketika saya memutuskan untuk membuat langkah, rangsangan akan muncul,” katanya.

Courtine mengatakan, stimulasi ini berbeda karena Oskam memiliki “kontrol penuh atas parameter stimulasi, yang berarti dia bisa berhenti, dia bisa berjalan, dia bisa menaiki tangga.”

Setelah operasi untuk menanamkan perangkat, saluran komunikasi neurologis dibuat dengan cepat. Oskam mengambil langkah dalam satu hari pelatihan.

Dan koneksinya tetap andal selama lebih dari setahun, termasuk waktu yang dihabiskan Oskam di rumah.

Berjalan secara mandiri dengan bantuan dari “jembatan digital” ini juga telah membantunya mendapatkan kembali kekuatan yang cukup untuk mengambil beberapa langkah bahkan saat dimatikan.

Oskam adalah peserta pertama dalam uji coba tersebut, namun para peneliti berharap tentang kemungkinan di masa depan.

Penelitian ini memvalidasi kemungkinan menciptakan kembali hubungan neurologis antara otak dan sumsum tulang belakang, dan hubungan tersebut terjadi dengan cepat.

Memperluas cakupan koneksi itu juga dapat membantu orang yang mengalami kelumpuhan lengan dan tangan atau yang pernah mengalami stroke, kata mereka.

Akan tetapi, mereka ingin mengurangi ukuran sistemnya agar lebih portabel.

“Konsep jembatan digital antara otak dan sumsum tulang belakang menambah era baru dalam pengobatan defisit motorik akibat gangguan neurologis,” tulis para peneliti.

 

Sumber: CNN

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru