THE EDITOR – Pakar Kebencanaan UGM Professor Suratman, mengatakan banjir bandang menunjukkan adanya gangguan ekosistem di wilayah tersebut.
“Banjir ini sebagai peringatan ekosistem yang terganggu oleh manusia,”tutur Guru Besar Fakultas Geografi UGM ini pada Selasa (26/11/2024).
Suratman mengatakan gangguan ekosistem akibat alih fungsi lahan oleh manusia menjadi salah satu pemicu terjadinya banjir bandang.
Banjir terjadi karena adanya desakan penggunaan lahan untuk pertanian maupun pemukiman.
Pengaruh tekanan penduduk dalam penggunaan lahan tidak lagi sesuai dengan daya dukung lingkungan dan kemampuan lahan.
“Perlu dilihat kalau sebagai daerah resapan air, kawasan lindung semestinya banyak pohon-pohonnya. Jadi, harus mengendalikan keterbukaan lahan dan ada konservasi,”paparnya.
Sebagaimana diketahui, Bencana tanah longsor menerjang Desa Semangat Gunung, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Sabtu (23/11/2024) malam.
Selain memutus akses jalan desa menuju kota, tanah longsor juga menimbun 1 unit rumah dan home stay. Setidaknya 10 warga dinyatakan hilang.
Kepala Desa Semangat Gunung Imran Surbakti menjelaskan, longsor terjadi pada Sabtu (23/11/2024) sekitar pukul 19.00 WIB.
Sebelum longsor menerjang, hujan deras mengguyur wilayah setempat sejak Sabtu sore.
“Ini bermula dari hujan deras semalam, terus jam 7 malam longsor di desa kami, ada 2 titik besar,” ujarnya, Minggu (24/11/2024) seperti dilansir dari Kompas.Com.
Akibat longsor tersebut imbuhnya, 10 warga dinyatakan hilang, dan hingga saat ini belum diketahui keberadaannya.
“Menurut informasi, 10 warga terdiri dari 7 warga kita dan 3 warga luar dinyatakan hilang tertimpa longsor,” paparnya.
Lebih lanjut, untuk melakukan pencarian dan membuka akses desa yang tertutup material longsoran, warga dibantu relawan, TNI/Polri masih terus berupaya melakukan pembersian dan pencarian korban hilang.
Alam tidak butuh manusia.