NORWEGIA – Pemerintah Norwegia bergabung dengan pemerintah negara-negara lain di seluruh Eropa dalam mengusir diplomat Rusia awal bulan ini. Menteri Luar Negeri Anniken Huitfeldt mengatakan bahwa ketiga diplomat yang diusir telah berperilaku “dengan cara yang tidak selaras dengan status diplomatik mereka”.
Pernyataan tersebut secara luas dipandang sebagai istilah hubungan luar negeri untuk dugaan spionase.
Meskipun demikian, alasan utama untuk menyatakan tiga diplomat “persona non grata” di Norwegia dipercaya adalah rasa muak pemerintah negara tersebut dengan agresi Rusia yang semakin brutal di Ukraina.
“Waktu untuk pengusiran ini bukan kebetulan,” kata Huitfeldt kepada Penyiaran Norwegia (NRK) saat itu, di sela-sela waktu istirahat dari pertemuan semua menteri luar negeri NATO di Brussels.
“Ini diputuskan pada saat seluruh dunia terguncang oleh laporan serangan pasukan militer Rusia terhadap warga sipil, terutama di kota Bucha di luar Kyiv,” lanjutnya.
Perlu diketahui, setelah pasukan Rusia mundur menyusul kerugian besar, banyak laporan dan foto mengerikan tentang kematian dan kehancuran muncul dari kota-kota Ukraina.
Huitfeld mengatakan bahwa duta besar Rusia untuk Norwegia dipanggil ke kementerian luar negeri di Oslo untuk mendapatkan pesan secara pribadi tentang pengusiran ini.
“Kami ingin mengirim sinyal yang jelas,” kata Huitfeldt kepada NRK, bahwa kebrutalan Rusia di Ukraina tidak dapat diterima.
Sebagaimana praktik normal dalam situasi seperti ini, Norwegia pun telah menyiapkan diri untuk mendengar kabar pengusiran diplomatnya dari Rusia.
Adapun jumlah diplomat Rusia yang dipulangkan Norwegia jauh lebih sedikit daripada Denmark, yang mengatakan bahwa 15 orang Rusia tidak lagi diterima di negaranya.
Secara keseluruhan, hampir 200 diplomat negara yang dipimpin oleh Vladimir Putin itu dikirim kembali ke Moskow, mendorong NRK untuk menyarankan bahwa Norwegia lebih berhati-hati dan tidak ingin memutuskan hubungan diplomatik dengan Rusia sepenuhnya.
Huitfeldt mengatakan bahwa, mungkin, akan ada lebih banyak lagi diplomat yang “menyusul” karena pemerintahnya telah memenangkan dukungan untuk pengusiran ini di Parlemen.
“Konservatif sepenuhnya mendukung keputusan ini,” kata pendahulu Huitfeldt sebagai menteri luar negeri, Ine Eriksen Søreide, kepada NRK.
Ia juga mendukung koordinasi pemerintah dengan sekutu NATO lainnya dalam menentukan apakah pengusiran lebih lanjut diperlukan.
Sumber: newsinenglish.no