JAKARTA – Pernyataan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko dalam sebuah video yang diposting sebuah media online, menuai respon negatif para politisi Partai Demokrat. Dalam video itu, Moeldoko mengingatkan semua pihak agar jangan menjadi lalat politik yang mengganggu penanganan pandemi di Tanah Air.
“Sekali lagi, janganlah menjadi lalat-lalat politik yang mengganggu,” ujar Moeldoko.
Pada awal video, Moeldoko meminta agar masyarakat jangan pesimis dalam menghadapi pandemi Covid-19, karena katanya, pesimisme tidak akan membuat masalah terselesaikan, dan pesimisme membuat otak kita menjadi kreatif, bahkan buntu.
“Energi kita tersedot, dan sama sekali tidak produktif. Untuk itu, buang pesimisme. Justru kita harus menjadi selalu optimis,” katanya.
Mantan Panglima TNI itu mengaku kalau pemerintah bukan anti kritik, dan mengajak semua pihak berkolaborasi membangun soliditas.
“Kita semuanya bersatu padu, berpikir untuk menyelamatkan masyarakat. Jangan berpikir yang lain, mari kita sama-sama bergerak untuk pemulihan bersama, dan KSP dalam konteks ini siap menampung berbagai pemikiran baru untuk menghadapi Covid-19 ini,” katanya.
Moeldoko lalu mengingatkan semua pihak agar jangan menjadi lalat-lalat politik yang menggangu konsentrasi mereka-mereka yang bekerja keras, bahkan mempertaruhkan hidup dan mati. Mereka yang dia maksud adalah para tenaga medis dan para aparatur sipil negara (ASN).
Sebelumnya, Rabu (7/7), Ketua Fraksi Demokrat DPR Edhie Baskoro Yudhoyono, mengeritik cara pemerintah menangani pandemi Covid-19, karena menurutnya, pemerintah seperti tak berdaya meski keberadaan pandemi itu di Indonesia telah memasuki tahun kedua.
Indikasinya adalah Covid-19 yang kian mengganas, sehingga banyak orang yang terpapar, bahkan hingga meninggal dunia.
“Sampai kapan bangsa kita akan terus begini? Jangan sampai negara kita disebut sebagai failed nation atau bangsa gagal akibat tidak mampu menyelamatkan rakyatnya,” kata Ibas, sapaan Edhie Baskoro.
Pernyataan Ibas itu menuai beragam kritik, termasuk dari pemerintah.
Tak jelas apakah statemen Moeldoko dalam video itu merespon pernyataan Ibas atau bukan, namun ternyata sangat menyengat Partai Demokrat, sehingg kedua kader seniornya, yakni Rachland Nashidik dan Ketua Bapilu Partai Demokrat Andi Arief, langsung berkomentar pedas.
“Jenderal, lalat hanya mengerubuti sampah berbau busuk atau anyir. Jika Anda lihat istana diganggu lalat, itu artinya di Istana sudah terlalu banyak sampah,” kata Rachland melalui @RachlandNashidik.
Seperti diketahui, Moeldoko memang pernah mempromosikan Ivermectin, obat yang disebut-sebut dapat digunakan untuk pasien Covid-19, sementara BPOM memberikan izin edar obat keras itu sebagai obat cacing.