JAKARTA – Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengungkap bahwa Pemerintah Indonesia terus melakukan upaya diplomasi untuk meredakan ketegangan atau deeskalasi situasi geopolitik di Timur Tengah.
Hal itu disampaikannya di Komplek Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (16/4), usai mengikuti rapat terbatas yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Pesan Bapak Presiden tadi dua, yaitu tolong terus lakukan upaya diplomatik agar pihak-pihak terkait menahan diri dan dapat dihindari terjadinya eskalasi, karena eskalasi tidak akan membawa manfaat bagi siapapun,” ujarnya.
Ia juga mengatakan bahwa Indonesia, dalam beberapa hari terakhir ini, telah melakukan komunikasi intensif dengan sejumlah pihak untuk mendorong mereka agar menahan diri dan mencegah eskalasi
Komunikasi tersebut dilakukan dengan Pemerintah Iran, Saudi Arabia, Yordania, Mesir, Persatuan Emirat Arab, Uni Eropa, Jerman, Belanda, hingga Amerika Serikat (AS).
“Sekali lagi, kita pantau dari dekat, kita waspada, dan kita terus melakukan upaya diplomatik agar masing-masing pihak menjaga, menahan diri, self restraint, dan kita mencoba untuk berbicara dengan sebanyak mungkin pihak untuk menggunakan pengaruhnya agar eskalasi tidak terjadi,” jelasnya.
Terkait perlindungan terhadap warga negara Indonesia (WNI), Retno mengatakan bahwa pemerintah terus memantau dan melakukan upaya untuk memastikan perlindungan terhadap WNI di wilayah yang mungkin terdampak oleh situasi di Timur Tengah.
“Kita terus melakukan komunikasi, koordinasi dengan beberapa Kedutaan Besar Republik Indonesia, utamanya di Amman, di Teheran, kemudian di Mesir, dan di tempat-tempat lain,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa pihaknya pada Sabtu (13/4) telah mengeluarkan travel advice serta menyediakan hotline yang dapat dihubungi oleh para WNI.
Selain itu, pada Minggu (14/4), Kementerian Luar Negeri juga telah melakukan kontak langsung dengan WNI yang berada Iran dan Israel untuk memberitahukan langkah-langkah yang dapat lakukan jika terjadi sesuatu atau jika eskalasi terus meningkat.
“WNI sejauh ini alhamdulillah dalam keadaan baik, dalam artian tidak terdampak situasi yang ada,” katanya.
“Kita terus melakukan pantauan dari dekat dan hampir setiap hari teman-teman Kementerian Luar Negeri mengadakan rapat secara virtual dengan KBRI-KBRI di wilayah-wilayah yang kira-kira dapat terdampak jika terjadi eskalasi, termasuk contingency plan juga sudah kita buat,” tandasnya.
Sebagai informasi, situasi geopolitik di Timur Tengah belakangan bertambah panas dengan terbitnya permusuhan baru di antara Israel dan Iran.
Israel diduga menjadi dalang di balik terjadinya serangan terhadap Konsulat Iran di Damaskus, Suriah, awal bulan ini.
Serangan itu menewaskan 13 orang, termasuk tujuh anggota Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran.
Iran kemudian membalas serangan tersebut dengan meluncurkan ratusan rudal dan berbagai jenis drone ke wilayah Israel pada Sabtu (13/4) malam waktu setempat.