20.7 C
Indonesia

Mengapa Bantuan Gempa Sulit Masuk Ke Suriah?

Must read

SURIAH – Gempa bumi yang terjadi di Turki pada Senin (6/2) juga mengguncang Suriah sama hebatnya.

Negara Timur Tengah yang hancur karena perang sipil itu pun semakin tertekan karena keadaan yang memburuk.

Bangunan-bangunan hancur, menjebak banyak orang di bawah reruntuhannya, dan membiarkan jumlah korban terus meningkat.

Baca Juga:

Sementara itu, bantuan telah dilaporkan sulit menjangkau mereka yang membutuhkan di dalamnya. Mengapa demikian?

Dilansir dari akun Instagram @viceworldnews, ada setidaknya tiga alasan di balik hal ini, yaitu jalan-jalan yang rusak, banyaknya reruntuhan yang menyulitkan proses tersebut, dan ketidakstabilan politik di negara itu sendiri.

Perang sipil yang dimulai sejak tahun 2011 pada umumnya memang telah berhenti, namun belum terselesaikan sepenuhnya.

Tanpa gempa bumi harus lebih dulu terjadi, mengirimkan bantuan ke area-area di barat laut Suriah memang sudah sulit.

Kawasan itu telah hancur karena perang dan menjadi rumah bagi jutaan pengungsi yang tinggal di tenda-tenda.

Adanya konflik di antara rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad dan kelompok pemberontak yang mengendalikan utara Suriah membuat rute-rute pengiriman bantuan dari negara-negara tetangga ditutup sejak beberapa tahun yang lalu.

Hanya ada satu jalur masuk resmi untuk itu, yang dikenal sebagai Bab al-Hawa, yang mempertemukan jalan raya M45 Suriah di Kota Idlib dengan jalan raya D827 Turki di Kota Skenderun.

Jalan ini adalah perbatasan internasional kedua negara dan umumnya menjadi tempat lalu-lalang truk dan bus yang mengangkut bantuan.

Akan tetapi, bantuan-bantuan itu baru akan dapat memasuki Suriah jika izin dari kelompok pemberontak telah didapatkan.

Gempa pada Senin berefek besar untuk kawasan itu karena telah merusak sejumlah infrastruktur, termasuk jalanan, bandara, dan perbatasan.

Meskipun bantuan-bantuan berhasil tiba di pintu masuk, tidak mudah untuk memindahkannya ke berbagai titik yang menampung para korban.

Sementara itu, sederet sanksi yang diterapkan Amerika Serikat, Inggris Raya, dan Uni Eropa pada rezim Assad telah melarang upaya pengiriman bantuan apa pun secara langsung ke pemerintah.

Sejumlah kelompok penyelamat di Suriah pun mengatakan mereka kini berada di bawah tekanan yang berat dengan sumber daya yang terbatas untuk menyelamatkan sebanyak mungkin orang yang mereka bisa.

Sukarelawan menghabiskan waktu berhari-hari untuk menyelamatkan korban yang terjebak di bawah reruntuhan.

Kini, mereka yang selamat harus berhadapan dengan cuaca yang dingin serta minimnya bantuan makanan dan tempat tinggal.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru