RUSIA – Vladimir Putin kembali menjabat sebagai Presiden Rusia. Ia resmi dilantik di Istana Kremlin di ibu kota Moskow pada Selasa (7/5) waktu setempat.
Upacara pelantikan berlangsung dengan mewah, dengan AFP melaporkan bahwa iring-iringan mobil mewah mengantar Putin yang kemudian mengambil sumpah presiden di istana.
Upacara dimulai dengan pengenalan bendera nasional Rusia, bendera presiden, Konstitusi Rusia, dan lambang presiden Rusia ke Aula St. Andrew di Istana Grand Kremlin.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, secara total, sekitar 2.600 orang diundang ke upacara tersebut – yang menandai dimulainya periode kelima Putin sebagai pemimpin Rusia.
Politikus kelahiran tahun 1952 itu diketahui memenangkan pemilihan presiden yang diadakan pada Maret lalu dengan memperoleh lebih dari 80 persen suara.
Ia dinyatakan menang telak tanpa adanya oposisi sementara ketiga lawannya hanya memperoleh kurang dari lima persen suara.
Masa jabatan kelima ini akan dilangsungkan Putin sekitar dua tahun setelah pemerintahannya sebelumnya mengerahkan militer ke Ukraina.
Atas dasar konflik yang masih berlangsung itu, sejumlah negara – termasuk Amerika Serikat – memboikot pelantikannya dan tidak mengirimkan perwakilan ke seremoni tersebut.
“Tidak, kami tidak akan mengirimkan perwakilan pada pelantikannya,” ucap juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat Matthew Miller, sehari sebelum pelantikan Putin, Senin (6/5).
“Kami tentu saja tidak menganggap pemilu itu bebas dan adil, namun ia adalah Presiden Rusia dan ia akan terus melanjutkan kapasitasnya,” sambungnya.
Inggris, Kanada, dan sebagian besar negara Uni Eropa juga memutuskan untuk memboikot pelantikan Putin.
Sementara itu, Prancis dilaporkan telah mengatakan akan mengirimkan Duta Besarnya.
Adapun Putin menyatakan akan terus terbuka dan memperkuat hubungan baik dengan semua negara yang memandang Rusia sebagai mitra yang dapat diandalkan dan jujur.