20.5 C
Indonesia

Mampukah Kalimantan Timur Produksi Beras Untuk Kawasan IKN ???

Must read

JAKARTA – Kalimantan Timur harus bisa menopang kebutuhan pangan kawasan Ibu Kota Negara (IKN) terutama beras. 

Demikian dikatakan oleh Ahli Manajemen Sumberdaya Air dari Universitas Gadjah Mada Professor Sahid Susanto dalam acara talkshow berjudul Posisi strategis IKN dalam Kedaulatan Pangan beberapa waktu lalu.

“Beras harus bisa diproduksi di wilayah itu. Wilayah provinsi Kalimantan Timur harus bisa menjadi wilayah pendukung IKN dalam kebutuhan beras,” ungkapnya.

Baca Juga:

Selama ini, lanjut Professor Sahid lagi, pemerintah memang telah mempersiapkan skema penyediaan beras dari daerah lain seperti Sulawesi Tengah ke kawasan IKN.

Namun, ia pesimis rencana tersebut dapat terpenuhi karena selama ini ketersediaan beras di Sulawesi juga hanya cukup untuk memenuhi wilayah itu saja.

“Saya lihat begitu. Saya lihat dari Sulawesi Selatan. Tapi dari Sulawesi Selatan seperti (kabupaten) Pinrang saja tidak mencukupi untuk wilayah Sulawesi,” tambahnya lagi.

Mengharapkan kiriman beras dari Pulau Jawa untuk mendukung kawasan IKN di masa depan juga menurutnya akan sia-sia. 

Pasalnya saat ini pasokan beras di Pulau Jawa hanya akan cukup untuk memenuhi makanan masyarakatnya saja.

“Jadi, dari mana? Jawa? Jawa mensupport daerah lain juga terengah-engah. Dari 270 juta jiwa penduduk 56 persen di Jawa,” ungkapnya lagi.

Pesimis Bisa Terwujud

Professor Sahid mengatakan bila untuk membangun kawasan IKN yang mampu memenuhi sendiri kebutuhan pangannya akan beras, maka dibutuhkan biaya dan dukungan infrastruktur yang sangat tinggi.

Hal ini dibutuhkan karena tanah di Kalimantan memang tidak subur sehingga butuh rekayasa dari sisi tanah yang akan membutuhkan energi yang sangat besar.

“Masalahnya di Kalimantan tanahnya tidak subur. Rekayasa dari sisi tanah membutuhkan energi yang besar,” ungkapnya.

IKN Harus Punya Stabilitas Politik

Professor Sahid mengingatkan bahwa IKN adalh icon baru bagi Indonesia untuk dunia.

Oleh karena itu, ia berharap Presiden Joko Widodo harus mampu menjaga agar IKN mempunyai stabilitas politik melalui kedaulatan pangan.

“IKN adalah icon, tentu saja IKN harus punya stabilitas politik, salah satunya adalah beras. Sehingga dalam konteks ini IKN bisa menjadi area punya stabilitas tinggi dan tidak mudah dipengaruhi faktor X,” ungkapnya.

“IKN harus berdaulat dalam berbagai dimensi. Jangan sampai bergantung pada wilayah lain,” ungkapnya.

Salah satu riset yang pernah dilakukan oleh Professor Sahid adalah tentang ketersediaan beras yang berpindah dari Sleman ke Bantul.

Kawasan Sleman yang mulai berkurang jumlah area persawahannya karena meningkatnya perekonomian membuat Professor Sahid memindahkan area penelitiannya ke Bantul.

Di Bantul, Professor Sahid bersama mahasiswa dari UGM melakukan simulasi agar kawasan itu menjadi sumber penghasil beras.

Dalam simulasi itu, Professor Sahid juga menekan agar tidak terjadi perubahan struktur dalam sosial masyarakat meski perekonomian menggeliat naik.

Dari hasil analisa yang dilakukan selama puluhan tahun, ternyata Bantul diprediksi hanya akan bisa menjadi daerah penghasil beras bagi DIY hingga 2030 mendatang saja.

Dari hasil analisa itu Ia dapat memahami bahwa ternyata setiap daerah di masa depan harus bisa menghasilkan beras untuk mereka sendiri.

Ketersediaan beras ini akan membuat stabilitas politik sebuah wilayah dan negara tidak akan terganggu.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru