JAKARTA – Direktur Utama PT Krakatau Steel (KS), Silmy Karim bantah lakukan penyelundupan baja dari China. Menurutnya, selama ini Krakatau Steel justru menolak keberadaan baja impor di Indonesia.
“Selama saya menjabat 2,5 tahun, Krakatau Steel tidak pernah melakukan seperti yang dituduhkan. Kami justru sangat mengecam derasnya produk baja impor dari China masuk ke Indonesia,” ujarnya, Rabu (24/3).
Kata Silmy lagi, selama ini pihaknya selalu mendukung keberadaan baja produksi Tanah Air dan hal ini mendapat proteksi langsung dari pemerintah.
Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Krakatau Steel diklaim Silmy selalu akan mendukung transparansi dan praktek Good Corporate Governance.
Membuktikan klaim tersebut, Silmy menunjukkan sikap Krakatau Steel dalam praktek impor baja yakni dengan gencar membuktikan kecurangan impor bersama The Indonesian Iron & Steel Industry Association (IISIA).
Jadi, lanjut Silmy, tuduhan yang ditujukan terhadap Krakatau Steel sangat tidak logis. Ia tetap membantah keberadaan produk finished goods (barang jadi) maupun produk baja dari China yang dicap Krakatau Steel.
Bila ditemukan, Silmy mengaku akan memfasilitasi pengusungan tuntas kasus ini karena berkaitan erat dengan nama baik Krakatau Steel.
“Kami berharap hal ini dapat ditindaklanjuti dan kami akan bersikap kooperatif jika ada penyelidikan lebih lanjut oleh pihak berwajib dalam menemukan kebenaran,” kata Silmy.
Sebagaimana diketahui, Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi Partai Demokrat, Muhammad Nasir menuding Krakatau Steel melakukan penyelundupan produk baja dari China. Ia pribadi mengaku pernah menemukan produk asal China yang di stempel nama Krakatau Steel. Sehingga seolah-olah baja tersebut diproduksi oleh perusahaan plat merah tersebut.
“Barang ini dari China, sudah dicap pakai Krakatau Steel,” kata Nasir dalam gelaran Rapat Dengar Pendapat Komisi VII DPR RI.
Akibatnya, lanjut Nasir, negara ditaksir mengalami kerugian hingga Rp10 triliun. Dan kasus tersebut tengah ditangani oleh pihak kepolisian.