JAKARTA – Pasar tradisional yang bersih dan menjual barang kebutuhan pokok dengan harga terjangkau adalah harapan setiap masyarakat. Di Jakarta misalnya salah satu pasar tradisional yang menggunakan konsep bersih dan rapi adalah Pasar Kedoya yang ada di Jakarta Barat. Akan tetapi pasar jenis ini masih sangat sulit ditemukan, bahkan di Jakarta.
Kurnia Sari Aziza (30) warga Jakarta Barat mengaku lebih tertarik berbelanja ke pasar tradisional yang tidak bau, tidak jorok, tidak menggunakan jasa preman, menawarkan komoditi pangan yang lengkap dan bisa bertransaksi non tunai.
“Yang bersih dong, tidak ada becek, tidak bau sampah, tidak bau ayam, tidak ada preman, dagangan lengkap dan bisa cashless,” ungkap wanita yang bekerja sebagai karyawan swasta ini kepada The Editor, Sabtu (13/6) pagi.
Hal senada juga diungkapkan oleh Anggrita Cahyaningtyas (30) warga Bogor yang sangat ingin agar pasar tradisional di kotanya mencontoh Pasar Victoria di Melbourne, Australia. Satu hal menurutnya yang harus ditiru dari sini ini adalah konsep ruang terbuka pasar untuk sirkulasi udara serta saluran air yang modern.
“Bukan yang pasar dengan satu kios kecil kemudian ada ruangan sendiri (untuk jualan), bikin pengap,” katanya.
Pasar Mitra Tani dan Toko Mitra Tani. Apa Bedanya?
Salah satu pasar tradisional milik pemerintah yang mengaplikasikan konsep modern adalah Pasar Mitra Tani yang digawangi oleh Badan Ketahanan Pangan. Meski tidak seluas pasar tradisional pada umumnya, namun konsep pasar ini adalah modern minimalis. Dimana produk yang dijual sangat terjangkau harganya dan pengaturan volume distribusinya pun sangat teratur. Dengan kata lain, Pasar Mitra Tani mengusung outlet modern namun dengan pendekatan tradisional.
“Pasar Mitra Tani berada di tengah-tengah masyarakat,” ujar Kepala Distribusi Cadangan Pangan Kementerian Pertanian Inti Pertiwi saat dihubungi.
Tidak hanya memberi kemudahan kepada masyarakat, lanjutnya, Pasar Mitra Tani juga hadir untuk petani khususnya mereka yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). Gapoktan merupakan salah satu mitra pemerintah dalam memasok produk pertanian ke pasar modern ini terutama beras. Pasar ini di desain dengan konsep terbuka sehingga pembeli dapat dengan leluasa membeli segala macam kebutuhan dapur tanpa perlu berdesakan dan merasakan pengap. Kios basah yang menjual daging sapi dan daging ayam di outlet ini juga memiliki standar yang sama dengan pasar modern di pusat perbelanjaan. Berbagai produk hasil olahan dari petani juga mendapat pengawasan langsung dari tim Kementerian Pertanian sebelum sampai ke tangan konsumen.
“Tentu petani juga bisa langsung datang menjual produk pertanian mereka ke Pasar Mitra Tani. Istilah lainnya adalah grosir yang menjual produk pertanian,” jelasnya.
Selain itu, lanjutnya, Badan Ketahanan Pangan juga menyediakan lebih dari 6000 Toko Mitra Tani kepada masyarakat. Konsepnya, Toko Mitra Tani menjadi rekan atau partner kerja Pasar Mitra Tani di setiap sudut kota dan perumahan warga. Toko ini mendapat pasokan produk jual pertanian dan peternakan langsung dari Pasar Mitra Tani yang tersebar di 34 provinsi.
Inti menjamin harga yang ditawarkan oleh Pasar Mitra Tani untuk hasil pertanian masyarakat sangat bersaing dengan pasar. Kepada konsumen, lanjut Inti, harga jual yang ditawarkan kepada mereka juga sangat murah karena pasar ini sengaja memotong rantai pemasok yang membebani harga jual.
“Intinya kita potong rantai pemasok dari penjual. Biasanya banyak rantai yang dilewati mulai dari petani sampai ke konsumen, akibatnya harga jadi lebih tinggi,” ungkap Inti.
Agar lebih dekat lagi dengan konsumen yang lebih suka dengan kemudahan belanja lewat aplikasi, tambahnya, Toko Mitra Tani telah menjalin kerja sama dengan Gojek. Badan Ketahanan Pangan sendiri menerapkan aturan bebas ongkos kirim untuk setiap konsumen yang membeli lewat aplikasi ini.
Kenal Pasar Mitra Tani lewat Instagram
Pasar Mitra Tani yang sebelumnya bernama Toko Tani Indonesia Center ternyata mulai jadi bahan pembicaraan masyarakat. Salah satunya adalah Ibu Siti Nur Aini (60) yang mengaku kenal outlet ini dari sosial media Instagram.
Pertama melihatnya Nur Aini mengaku belum percaya tapi setelah berselancar cukup lama di Instagram akhirnya mengetahui bila Pasar Mitra Tani dan Toko Mitra Tani sudah memiliki cabang di beberapa tempat di Jakarta dan tertarik untuk mengunjunginya.
“Tertarik tapi belum sempat kesana. Penasaran juga gimana bentuknya,” tuturnya.
Sebagai informasi, hingga saat ini total transaksi penjualan Pasar Mitra Online sudah mencapai Rp2,74 miliar dengan order terbanyak berasal dari outlet mereka yang berada di Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Omset komoditas terbanyak yang dijual dari tempat ini adalah daging sapi dengan total nilai jual hingga Rp1,15 miliar.
“Pembeli yang order lewat Gojek tidak perlu bayar ongkos kirim. Hingga saat ini kami sudah mengeluarkan anggaran hingga Rp819 juta untuk biaya ongkos kirim kerja sama dengan Gojek,” jelasnya.
Sementara itu, total transaksi e-commerce untuk Toko Tani Online mencapai Rp63.831.807.800 dengan volume penjualan hingga 7.512.093 di 4.148 toko. Angka tersebut merupakan akumulasi dari penjualan di Jabodetabek, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Jawa Barat, DKI, Jawa Tengah, Bali dan Sulawesi Selatan. Komoditi yang paling banyak diminati oleh warga adalah bawang merah, bawang putih, gula, minyak goreng, telur, daging sapi dan cabai.