23.6 C
Indonesia

Kisah Seorang Pengungsi Ukraina Yang Harus Meninggalkan Rumah Yang Baru Dibeli 2 Bulan Karena Invasi Rusia

Must read

UKRAINA – Konflik Rusia-Ukraina belum juga menunjukkan titik terang. Lebih dari dua bulan sudah berlalu sejak pertama kali angkatan militer Rusia menginvasi teritori Ukraina dan hingga kini, kesepakatan kedua negara secara resmi belum tercapai.

Rombongan pengungsi Ukraina masih terlihat menyimpan harap terhadap negara aman yang akan menerima mereka.

Sementara itu, warga Ukraina lainnya berharap tidak ada lagi serangan datang ke pekarangan rumah mereka.

Baca Juga:

Seperti Nadiia dan Mark, anaknya, yang berharap agar bisa kembali ke rumah mereka dengan aman, rumah yang baru mereka beli 2 bulan sebelum invasi dimulai.

“Pada jam 5 pagi aku mendengar ledakan, tapi aku tidak bisa percaya bahwa itu adalah perang,” ucapnya kepada Unilad.

Pada 24 Februari, entah dari mana, Nadiia dan putranya tiba-tiba menyandang status pengungsi. Ia dengan cepat mengumpulkan beberapa barang penting dan meninggalkan Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina.

Meskipun begitu, pikiran pertamanya sangatlah normal.

“Saya harus pergi ke bengkel mobil saya pada jam 9 pagi,” katanya, dan itulah yang benar-benar dilakukannya.

Akan tetapi, tidak sampai tiba di garasi, ketika para pekerja memanggilnya ‘gila’ dan bertanya apakah dia tidak berpapasan dengan “tank di jalan”, Nadiia mengerti bahwa ia dan putranya harus segera meninggalkan kota.

“Saya mendapat banyak telepon pagi itu; teman-teman menelepon saya dan kami mendiskusikan apa yang harus dilakukan,” katanya, menambahkan bahwa sulit untuknya tenang meskipun telah mencoba.

Sesampainya di rumah, ia mengemasi barang-barang yang menurutnya akan dibutuhkan. Pakaian yang nyaman, dokumen, laptop, uang mainan Mark, dan obat-obatan.

Hidup mereka dikemas dalam dua tas. Setelahnya, pada pukul 10.30 pagi, ia dan Mark sudah berada di jalan, di jalan-jalan yang dikelilingi oleh “banyak mobil dan banyak militeris”.

Pada awalnya, Nadiia mengira ia dan buah hatinya akan segera pulang, namun ketika ia melihat tempat tinggalnya untuk terakhir kalinya, ia “merasa hari itu mungkin tidak akan pernah datang”.

Nadiia sebelumnya ‘bersemangat’ memiliki rumahnya sendiri dan sedang memikirkan perbaikan dan peningkatan pada minggu-minggu sebelum perang dimulai.

Dengan kepergian pemiliknya, flat itu sekarang menyimpan semua yang ditinggalkannya.

“Foto keluarga, foto pertama anak saya, memorabilia, banyak dokumen dan buku harian.

“Saya sangat takut,” kenang Nadiia. Adapun yang dapat ia katakan kepada Mark hanyalah, “Perang dimulai. Rusia menyerang Ukraina.”

Awalnya, ia berencana melakukan perjalanan ke bagian barat negara itu–wilayah yang jauh dari Rusia, dan rumahnya.

Akan tetapi, saat ia mengikuti berita tentang peristiwa yang terjadi di sepanjang jalan, ia mulai mempertimbangkan untuk meninggalkan Ukraina sepenuhnya. Ia menyadari “bagaimana keadaan menjadi lebih buruk dengan cepat”.

Kepada Unilad, Nadiia mengatakan kepada bahwa dia tidak tahu ke mana harus pergi–dia “hanya menyetir”.

Pasangan ibu dan anak itu pun sempat tinggal di AirBnB di sepanjang perjalanan. Pernah sekali mereka menerima bantuan dari “keluarga yang baik hati” yang mengizinkan keduanya untuk beristirahat di kediaman mereka ketika ia menjatuhkan dua ban di jalan-jalan di Rumania.

Rencana pertama Nadiia adalah pergi ke Slovenia, karena ia memiliki rekan kerja di negara tersebut.

Pada 10 Maret, Slovenia juga mengumumkan “perlindungan sementara” bagi pengungsi dari Ukraina. Perlindungan tersebut mencakup hak atas akomodasi, perawatan kesehatan, pekerjaan, dan pendidikan.

Meskipun begitu, Nadiia mengatakan kepada Unilad bahwa ia menemukan negara itu tidak menawarkan “status apa pun untuk hidup, izin kerja atau kemampuan untuk mengantar putranya ke sekolah”.

Ia kemudian memutuskan untuk pergi ke Portugal.

“Negara ini berkembang pesat, memiliki dukungan yang baik untuk start-up dan dukungan luar biasa untuk pengungsi dari Ukraina,” katanya. Sebagai seorang programmer, Nadiia mengatakan satu hal yang tidak ia ragukan dari negara ini adalah pekerjaannya.

Pertengahan bulan Maret lalu, Nadiia menyerahkan dokumen yang memungkinkannya dan putranya untuk mengungsi ke Portugal.

Mengenai masa depan rumahnya, Nadiia mengatakan, “Saya berharap kami segera menang, dan saya benar-benar yakin bahwa Ukraina akan tumbuh cepat dan akan menjadi negara yang hebat–seperti sekarang,” pungkasnya.

 

Sumber: Unilad

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru