NEPAL – Sosok Gelje Sherpa tengah menjadi perhatian banyak orang setelah ia menyelamatkan seorang pendaki di Gunung Everest dan menggendongnya turun selama berjam-jam.
Akan tetapi, jasanya itu sempat tidak diakui oleh pendaki tersebut, yang melakukan wawancara di televisi setelah ia pulih namun tidak menyebutkan sosok sang penyelamat.
Siapa itu Gelje Sherpa dan mengapa ia melakukan aksi tersebut? Lalu, bagaimana kronologi permasalahan di antaranya dengan sang pendaki?
Melansir Tirto, sherpa adalah penduduk Khumbu-Valley, yaitu sebuah taman nasional di sekitar Gunung Everest.
Hidup di ketinggian selama beberapa generasi membuat mereka memiliki gen alami untuk beradaptasi dengan situasi dan kondisi di kawasan tersebut.
Sherpa dikenal sebagai orang-orang dengan fisik yang kuat. Mereka bahkan bisa bertahan hidup di gunung tanpa bantuan oksigen seperti kebanyakan orang.
Dengan pola hidup seperti itu, mereka sangat cocok menjadi pendamping para pendaki yang ingin menantang tingginya Gunung Everest.
Mereka bisa dimintai pertolongan untuk membawa barang, oksigen, hingga menjadi pihak yang memastikan keamanan perjalanan.
Para sherpa juga memiliki nama umum untuk memanggil diri mereka, seperti Lakhpa, Dorjee, Tensing, Nawang, Tashi, dan Gelje–yang baru-baru ini luas diperbincangkan.
Kronologi permasalahan dengan pendaki
Gelje Sherpa pada pertengahan bulan lalu, tepatnya pada 18 Mei, menjadi pemandu untuk seorang pendaki asal China dalam menaklukan Gunung Everest.
Ketika keduanya sudah berada dekat dengan puncak gunung, ia melihat pendaki lain di daerah yang dikenal sebagai “zona kematian”.
Pendaki itu terlihat berpegangan pada tali dan menggigil karena cuaca dingin yang ekstrem.
Sebagai informasi, suhu di zona tersebut dikatakan bisa mencapai -30 derajat Celcius atau bahkan lebih rendah.
Dalam sebuah wawancara dengan CNN, Gelje Sherpa mengatakan pendaki itu “tidak punya apa-apa” dan “akan mati”.
“Tidak ada yang membantunya, tidak ada teman, tidak ada oksigen, tidak ada sherpa bersamanya, tidak ada pemandu – jadi ini sangat berbahaya baginya,” jelasnya.
Oleh sebab itu, ia membujuk klien pendakinya untuk membantu pendaki tersebut dan meninggalkan upaya menuju puncak.
Setelah kliennya setuju, mereka berdua membungkus pendaki tak berdaya itu dengan alas tidur dan menggendongnya bergantian menuruni gunung yang bersalju.
Mereka membawa pendaki itu hingga lebih dari 1.900 kaki sebelum bertemu pemandu lain, Ngima Tashi, yang segera bergabung dengan upaya penyelamatan tersebut.
Bantuan helikopter kemudian datang dan membawa pendaki itu, yang diketahui berasal dari Malaysia, ke base camp.
Video penyelamatan pendaki tersebut oleh Gelje Sherpa tersebar luas di media sosial, membuat banyak orang memujinya karena telah menolong orang lain.
Sayangnya, pendaki tersebut tampak tak mengakui pengorbanan Gelje dengan tidak pernah sekali pun memuji atau berterima kasih kepadanya kala melakukan wawancara di televisi atau mengunggah kisah pendakiannya.
Ketika warganet membicarakan hal tersebut kepadanya, pendaki itu–yang diketahui bernama Ravi–justru memblokir akun Instagram Gelje.
Di sisi lain, Gelje tak ambil pusing. Ia menanggapi sikap Ravi dengan sangat tenang dan menulis di akun Instagram-nya, “Menyelamatkan satu nyawa lebih penting daripada berdoa di biara”.
Ravi, yang terus mendapat tekanan publik, akhirnya membuka blokir terhadap akun Instagram Gelje dan membicarakan kisah penyelamatannya untuk pertama kalinya.
Ia mengatakan, sherpa adalah orang yang begitu berkomitmen dan berdedikasi kepada kliennya. Sherpa tidak pernah meninggalkan kliennya sendirian, katanya.
“Saya mengalaminya tahun ini. Saat menuruni puncak saya mengalami kesulitan,” katanya.
“Tashi mendengar bahwa saya dalam masalah, dia mengatur tim penyelamat (Mingma Tendi, Gelje Sherpa, Nima Dorchi, Nima Tashi, Dawa dan Dipen Bhote).
“Mereka adalah sherpa dataran tinggi yang berkorban banyak untuk klien mereka. Mereka membawa saya ke 7300 meter untuk penjemputan Heli untuk penerbangan Heli cepat ke Rumah Sakit,” tambahnya.
Gelje menanggapi unggahan tersebut dengan berterima kasih dan mendoakan Ravi agar cepat pulih.
Atas rangkaian peristiwa ini, banyak warganet yang menyuarakan harapan mereka agar para sherpa mendapat rasa hormat yang pantas atas kerja keras mereka.