TURKI – Aksi mogok kerja di kantor British Broadcasting Corporation (BBC) di Istanbul, Turki, berakhir setelah karyawan dan pihak perusahaan menyetujui ketentuan keuangan yang baru. Aksi ini pertama kali terjadi pada bulan Desember lalu setelah perusahaan menawarkan kenaikan gaji yang lebih rendah dari tingkat inflasi di Turki.
Perlu diketahui, tingkat inflasi di Turki selama beberapa tahun terakhir adalah yang tertinggi sejak 19 tahun yang lalu. Kepala Biro Statistik Turki, Sait Erdal Dincer, justru dipecat setelah menyuguhkan data tersebut kepada publik.
Pihak Persatuan Jurnalis Turki, organisasi yang diikuti oleh para karyawan BBC, juga terlibat dalam negosiasi kenaikan gaji ini.
Kesepakatan diraih setelah tawaran kenaikan gaji tertinggi yang dilaporkan BBC sebelumnya, yaitu sebanyak 20 persen meningkat menjadi 32 persen.
Selain itu, Persatuan Jurnalis Turki pada hari Sabtu (29/1) juga menyampaikan bahwa perusahaan akan memperluas cakupan asuransi kesehatan swasta yang diberikan kepada keluarga karyawan, meningkatkan jumlah tunjangan makan siang, dan berkomitmen untuk membayar kacamata untuk karyawan hingga 1.200 lira Turki (sekitar Rp1.280.000).
Aksi mogok kerja ini adalah yang pertama kali untuk sebuah organisasi media di Turki dalam 13 tahun terakhir.
‘Prestasi penting’
Ketua Persatuan Jurnalis Turki, Gokhan Durmus, mengatakan tawaran BBC berada jauh lebih rendah dari tingkat inflasi selama dua tahun berturut-turut.
Oleh karena itu, ditambah dengan sejumlah perundingan sebelumnya yang selalu gagal, karyawan memutuskan untuk melakukan aksi mogok kerja.
“Semangat juang dan motivasi yang diberikan oleh pemogokan ini akan mendorong rekan-rekan kami, yang telah mengalami kondisi kerja yang tidak aman dan buruk dengan upah rendah di seluruh sektor media, untuk berkumpul di bawah atap serikat dan berjuang bersama-sama,” kata Durmus dalam sebuah pernyataan.
“Ini adalah pemogokan pertama [di media Turki] sejak 2009 dan sebelum kantor BBC Istanbul, tidak ada [karyawan] media internasional yang melakukan pemogokan di Turki,” tambahnya.
“Pencapaian yang dicapai melalui pemogokan itu penting bagi jurnalis baik yang bekerja untuk media internasional maupun lokal di Turki, dan ini adalah referensi untuk masa depan.”
Karyawan BBC mengumumkan pemogokan mereka pada pertengahan Desember ketika mereka menggantung spanduk di luar kantor BBC di Istanbul di distrik Beyoglu.
Lonjakan biaya hidup
Lira Turki melemah hingga 44 persen tahun lalu terhadap dolar Amerika Serikat sebelum jatuhnya mata uang berhenti pada Desember.
Sebelumnya, pemerintah setempat melakukan intervensi dan beberapa skema untuk melindungi simpanan bank dalam lira dari depresiasi terhadap mata uang asing.
Inflasi meningkat ke puncaknya dalam 19 tahun pada 2021 sebesar 36 persen, tertinggi di bawah kepresidenan Recep Tayyip Erdogan.
Lonjakan biaya hidup di negara itu menghantam daya beli rumah tangga.
Pemerintah akhirnya mengambil langkah-langkah termasuk kenaikan 50 persen dalam upah minimum bulanan, yang saat ini ditetapkan pada 4.250 lira (sekitar Rp4.500.000) untuk mengimbangi inflasi.
Akhir tahun 2021, warga Turki mengantre panjang untuk membeli roti bersubsidi murah dari toko-toko lokal, sementara harga listrik, gas alam, dan bensin melonjak secara signifikan.
Sumber: Al Jazeera
