24.4 C
Indonesia

Kepala Intelijen Militer Israel Aharon Haliva Mengundurkan Diri

Must read

ISRAEL – Kepala intelijen militer Israel telah mengundurkan diri, dan mengatakan bahwa ia bertanggung jawab atas kegagalan sebelum serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan Mayor Jenderal Aharon Haliva akan pensiun setelah penggantinya terpilih.

Dalam suratnya, ia mengakui bahwa direktorat intelijennya “tidak menjalankan tugas yang dipercayakan kepada kami”.

Diberitakan BBC, Haliva adalah tokoh senior pertama yang mengundurkan diri atas serangan yang merupakan serangan paling mematikan dalam sejarah Israel.

Pejabat militer dan intelijen Israel melewatkan atau mengabaikan beberapa peringatan sebelum ratusan orang bersenjata Hamas menerobos pagar perbatasan Gaza hari itu dan menyerang komunitas Israel, pangkalan militer, dan festival musik di dekatnya.

Sekitar 1.200 warga Israel dan orang asing – kebanyakan warga sipil – terbunuh dan 253 lainnya dibawa ke Gaza sebagai sandera, menurut penghitungan Israel.

Israel menanggapinya dengan melancarkan perang paling intens yang pernah terjadi di Gaza dengan tujuan menghancurkan Hamas dan membebaskan para sandera.

Lebih dari 34.000 warga Palestina di Gaza – kebanyakan dari mereka adalah anak-anak dan perempuan – tewas dalam konflik tersebut, kata kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di wilayah tersebut.

Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh IDF pada Senin (22/4) menyebutkan bahwa Haliva telah “meminta untuk mengakhiri jabatannya, menyusul tanggung jawab kepemimpinannya sebagai kepala direktorat intelijen atas peristiwa 7 Oktober”.

“Saya membawa hari kelam itu bersama saya sejak saat itu, hari demi hari, malam demi malam. Saya akan membawa rasa sakit yang mengerikan akibat perang bersama saya selamanya,” tulisnya dalam surat pengunduran dirinya.

Ia juga menyerukan pembentukan komisi penyelidikan negara “yang dapat menyelidiki dan mengetahui secara menyeluruh, mendalam, komprehensif dan tepat semua faktor dan keadaan yang menyebabkan peristiwa sulit tersebut”.

“Semua yang saya lakukan selama bertugas di IDF adalah demi rakyat Israel dan Negara Israel,” tambahnya.

Pengunduran diri Mayor Jenderal Haliva sudah diantisipasi, mengingat 10 hari setelah serangan itu, ia menyatakan bahwa dirinya memikul tanggung jawab penuh atas kegagalan intelijen di direktoratnya.

Selain itu, kepergiannya diperkirakan akan diikuti oleh pengunduran diri lebih lanjut di antara para komandan senior militer dan intelijen Israel, dengan para pejabat lainnya telah mengakui kesalahan dan kelalaian mereka menjelang 7 Oktober.

Kepala staf IDF Letjen Herzi Halevi dan direktur dinas keamanan Shin Bet, Ronen Bar, sama-sama mengambil tanggung jawab karena gagal melindungi warga Israel namun memutuskan untuk tetap melanjutkan perang di Gaza.

Kabar ini mungkin juga menambah tekanan terhadap Perdana Menteri veteran Israel, Benjamin Netanyahu.

Hingga saat ini, Netanyahu hanya mengatakan bahwa ia akan menjawab pertanyaan-pertanyaan sulit mengenai perannya, tanpa mengakui tanggung jawab apa pun, dan berusaha mengalihkan kesalahan kepada kepala keamanannya.

Ia mengatakan penyelidikan penuh harus menunggu sampai perang di Gaza selesai.

Pemimpin oposisi Yair Lapid mengatakan di platform media sosial X bahwa keputusan Haliva untuk mengundurkan diri “dibenarkan dan terhormat”, namun menambahkan bahwa Netanyahu “seharusnya melakukan hal yang sama”.

SourceBBC
spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Artikel Baru