21.3 C
Indonesia

Kenali Mitos Dan Fakta Dalam Merawat Bayi

Must read

ENSIKLOPEDIA – Setiap orang tua tentunya menginginkan yang terbaik untuk si buah hati. Sebisa mungkin, dari pertama kali mereka hadir di dunia. Beberapa di antaranya akan mencari tahu mana yang baik dan mana yang buruk dengan berbagai cara.

Ada yang aktif mengikuti kelas khusus, ada yang bertanya kepada yang lebih berpengalaman, membaca buku-buku, ada juga yang hanya mengikuti apa yang diperintahkan. Semua itu dengan harapan agar tidak ada kesalahan dalam merawat si anak.

Akan tetapi, cara-cara tersebut tidak dapat menjamin seratus persen kebenaran informasi yang nantinya didapatkan. Seperti yang diketahui, mitos-mitos dalam merawat bayi juga masih berkeliaran di masyarakat hingga saat ini. Kebanyakan sudah disanggah, dilengkapi, hingga ditolak oleh dunia medis. Dilansir dari berbagai sumber, berikut penjelasan lima mitos di antaranya.

Baca Juga:
  1. Bayi Harus Dibedong

Bayi mungil, tertidur pulas setelah minum ASI, dengan bedongan kuat yang membuatnya hangat. Pemandangan seperti itu bukan sesuatu yang aneh di mata masyarakat kita. Pada kenyataannya juga, masih banyak orang tua yang melakukannya.

Akan tetapi, terdapat satu hal yang menjadikan kegiatan membedong ini tidak bisa sepenuhnya dibenarkan oleh medis. Yaitu kekuatan bedongan terhadap tubuh bayi.

Kebanyakan orang tua terbawa kebiasaan sejak dulu yang mengharuskan bayi dibedong sekuat mungkin. Alasannya adalah agar kaki bayi tidak membentuk huruf O. Padahal, kaki bayi yang baru lahir memang terlihat bengkok karena tulangnya yang masih lentur. Nantinya, kaki bayi akan lurus sendiri seiring dengan pertumbuhannya.

Bedongan yang terlalu kuat juga tidak disarankan karena dapat menghambat perkembangan motorik bayi. Hal ini disebabkan tangan dan kaki bayi tidak mendapat kesempatan bergerak karena ikut ke dalam bedongan. Selain itu, bedongan yang terlalu kuat juga akan membuat bayi menjadi sesak.

2. Pakaikan gurita atasi bayi kembung

Sama seperti membedong bayi terlalu kuat, pemakaian gurita dengan tujuan mengatasi kembung pada bayi juga tidak disarankan. Hal ini akan membuat gurita dipasang cukup kencang dan malah akan membuat bayi sesak. Selain itu, gurita juga akan membuat organ dalam bayi akan sulit berkembang.

3. Sarung tangan dan kaki agar selalu hangat

Masih berhubungan dengan tubuh bayi, pemakaian sarung tangan dan kaki juga tidak sepenuhnya diperbolehkan atau dilarang. Hal ini berhubungan dengan kemampuan bayi dalam merasakan situasi sekitar. Jika bayi selalu dipakaikan sarung tangan dan kaki, indera peraba dan motorik bayi tidak akan cukup peka dalam mengenali benda-benda.

Meski begitu, pemakaian sesekali kedua benda tersebut masih diperbolehkan. Terlebih jika situasi sedang dingin atau untuk menghindari bayi melukai dirinya sendiri.

4. Cegah Kejang Dengan Kopi

Mitos ini sepertinya yang paling sering terdengar. Bahkan ketika seseorang sudah beranjak besar dan mengalami kejang, percakapan yang membicarakan apakah orang tersebut dicicipi kopi atau tidak semasa kecil akan terdengar cepat atau lambat.

Mereka percaya bahwa panas yang dimiliki kopi akan membantu bayi menghadapi panas-panas yang lain sehingga mencegah kejang pada kemudian hari.

Berdasarkan informasi yang tertera di laman klik dokter, dr. Devia Irine Putri menjelaskan bahwa bayi tidak memerlukan kandungan kafein yang dimiliki kopi. Hal ini menjadikan tidak adanya sumbangan nutrisi yang dapat diberikan kopi kepada bayi.

Selain itu, kebiasaan ini juga dapat memberikan masalah kesehatan di kemudian hari. Bayi hanya memerlukan ASI dan makanan pendamping untuk menunjang pertumbuhannya.

5. Jangan Keluar Sebelum Bayi Berusia 40 Hari

Selain untuk berjemur dan imunisasi, bayi berusia 40 hari dipantang untuk tidak keluar rumah. Alasannya adalah bayi dikhawatirkan dapat melihat makhluk halus dan menjadi sawan setelahnya. Padahal, bukan itu alasan yang benar.

Secara medis, bayi berusia kurang dari 40 hari masih sangat rawan terkena penyakit. Ini disebabkan oleh antibodi yang ada di dalam tubuh bayi belum terbentuk secara sempurna. Jadi, memang tidak disarankan untuk membawa bayi bepergian ke tempat ramai sebelum ia cukup kuat. Karenanya, kewaspadaan orang tua dalam hal ini sangat diperlukan.

Selain kelima mitos di atas, masih banyak mitos lainnya yang harus dicari kebenarannya. Ada baiknya para orang tua melakukan cross-check dengan dokter mengenai mitos-mitos tersebut sekaligus mengkonsultasikan langkah perawatan terbaik untuk si anak.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru