PANAIKANG – Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan adalah salah satu daerah di Sulawesi Selatan yang menjadi daerah lumbung padi nasional. Hampir sebagian penduduk di kabupaten ini menyandarkan hidupnya sebagai petani dan perikanan. Meski dialiri oleh lima sungai besar, namun belum semua area pertanian dialiri air dengan sempurna.
Di Kecamatan Minasatene misalnya, Sungai Leang Lonrong yang memiliki panjang sekitar 6.250 kilometer dan luas daerah aliran sungai mencapai 25 kilometer ternyata tidak bisa mengairi seluruh sawah di kecamatan ini karena tidak adanya embung.
Ketua Kelompok Tani Bonto Ulu, Abdul Aziz yang berada di Desa Panaikang Kecamatan Minasatene mengatakan selama ini petani yang berada di desanya hanya bisa menanam padi dua kali dalam setahun. Ia berharap di tahun-tahun selanjutnya 25 petani yang masuk dalam kelompoknya bisa mulai menanam padi tiga kali setahun di atas lahan mereka yang mencapai 25 hektar.
Selama ini, lanjutnya, 25 petani ini tengah menanti bantuan Alsintan dari pemerintah, terutama Bupati Pangkajene dan Kepulauan serta Menteri Pertanian. Pasalnya perbaikan kesejahteraan para petani tersebut sangat bergantung pada modernisasi Alsintan yang dibantu oleh pemerintah.
“Kami berharap bisa mendapat bantuan combine harvester dari pemerintah,” ungkap Abdul saat berbincang dengan redaksi, Minggu (8/8).
Kata Abdul, 25 petani yang berada di bawah naungannya tiap tahun aktif menanam padi, jagung dan kedelai. Keberadaan combine harvester tersebut diyakininya akan meningkatkan produksi tanaman pangan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat tani di kecamatannya. Sayangnya, permintaan mereka akan alat pertanian modern tersebut belum juga dikabulkan oleh kementerian pertanian sejak tahun 2018 lalu.
“Harapan kami Alsinyan akan membantu kami mendapat keuntungan yang signifikan dari hasil pertanian kami. Jadi kedepannya kami bisa membeli Alsintan baru lainnya dan padi yang kami tanam makin cepat produksinya,” tandasnya.
Sebagaimana diketahui, sehari menjelang perayaan Idul Adha, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo sempatkan diri untuk menghadiri acara panen padi dan menanam porang di Kelurahan Balleangin, Kecamatan Balocci, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Sulawesi Selatan pada Senin (19/7) siang.
Tiba di lokasi di Desa Panaikang, Syahrul langsung menuju lokasi tanam padi yang tak jauh dari jalan raya utama. Ia terlihat ramah menyapa pejabat setempat yang sudah tiba sejak pagi. Tak langsung duduk, Syahrul langsung naik ke atas mesin pemotong padi yang tersedia di sawah.
Sembari tersenyum, Ia langsung menjalankan mesin pemotong padi tersebut dan langsung menyalakan mesin layaknya profesional. Setelah satu putaran memotong, Syahrul turun dan mulai memanggil Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pangkep.
Syahrul meminta agar petani tidak membiarkan lahannya kosong usai panen padi. Bila memungkinkan, Syahrul berharap petani di Desa Pinaikang mau bertanam padi hingga tiga kali dalam setahun.
“Begini, kalau kau cuma dua kali tanam, berarti kau cuma pakai 12 bulan itu hanya enam bulan dalam setahun. Lalu setengahnya kau buang. Nah sekarang kita harus gunakan apa yang ada agar bisa kita tanam dulu sambil tunggu rentangan tanam lagi,” ujar Syahrul.
Kata Syahrul, ide menanam padi sebanyak tiga kali dalam satu tahun sangat memungkinkan karena saat ini telah tersedia bibit unggul. Dimana varietas unggul ini bisa mempercepat masa panen padi dan hasil produksinya juga tinggi.
Bila hanya menanam padi sebanyak dua kali selama satu tahun, lanjut Syahrul, maka lahan baiknya ditanam dengan komoditas tumbuhan lain seperti kedelai atau kacang hijau. Karena membiarkan lahan kosong selama enam bulan sangat sia-sia.
“Enam bulan sisanya harus kita intervensi. boleh jagung boleh. boleh kedelai boleh. Tanah itu di kepala saya tidak boleh nganggur selama lebih dari 20 hari. Sekarang bisa buat tiga kali tanam dan Pangkep itu bagus banget,” ungkapnya.
Syahrul berjanji akan memberikan bantuan kepada petani di Desa Panaikang beberapa alat mesin pertanian seperti Combain Harvester. Beberapa bibit tanaman seperti kedelai hitam juga akan diberikan kepada petani.
“Abis ini selesaikan pakai combain ya. Kalau mau pake kedelai hitam, ubi kayu dll juga bisa. Pak Dirjen tolong mainkan bibitnya. Pak Bupati saya titip Pangkep agar menjadi contoh pertanian modern,” katanya.
Dia menambahkan, semua kegiatan pertanian di Kabupaten Pangkep sudah dihitung matang, sehingga hasilnya bisa memenuhi kebutuhan lokal maupun nasional.
“Seperti halnya yang dikatakan Bapak Presiden bahwa pertanian itu jangan hanya lihat data, namun juga turun ke lapangan seperti apa kondisinya. Alhamdulillah produksinya bagus. Saya lihat sekarang para bupati dan para gubernur turun langsung ke lapangan. Ini yang terus kita dorong sehingga produktivitas kita meningkat,” tuturnya
Dalam kunjungan tersebut beberapa Dirjen juga turut hadir seperti Dirjen Tanaman Pangan Suwandi, Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian Ali Jamil dan Sekjen Kementerian Pertanian Kasdi Subagyono.