CHILI – Sedikitnya 51 orang tewas akibat kebakaran besar yang melanda Chili akhir pekan kemarin.
Jumlah tersebut bertambah dari yang terdata sebelumnya, dengan lima mayat terbaru ditemukan di jalan umum. Enam orang meninggal karena luka bakar di pusat kesehatan, sementara 45 lainnya tewas di lokasi kebakaran.
Pihak berwenang setempat pada Sabtu (3/2) mengatakan, jumlah korban tewas yang telah terdata kemungkinan akan terus meningkat.
“Kami perkirakan (jumlah korban) jauh lebih tinggi dalam beberapa jam ke depan,” kata Menteri Dalam Negeri Chili Carolina Toha, seraya melaporkan bahwa kondisi Valparaiso adalah yang paling parah dari wilayah yang terdampak.
Ia juga mengatakan bahwa negara Amerika Selatan itu tengah berhadapan dengan bencana terburuk sejak gempa bumi yang menewaskan sekitar 500 orang pada tahun 2010 lalu.
Senada dengan Toha, Presiden Chili Gabriel Boric mengatakan lewat pidato yang disiarkan di televisi bahwa situasi yang dihadapi negaranya saat ini “sungguh sangat sulit”.
Diberitakan Reuters, asap hitam membumbung ke langit di sejumlah bagian wilayah Valparaiso sementara pemadam kebakaran berupaya keras memadamkan api lewat helikopter dan truk.
Daerah di sekitar kota pesisir Vina del Mar, yang merupakan kota wisata, dilaporkan menjadi daerah yang terkena dampak paling parah dalam bencana ini.
Seorang warga dari El Olivar mengatakan situasi yang dihadapinya saat ini seperti “neraka”.
Kepada AFP, Rodrigo Pulgar mengatakan bahwa ia sebelumnya berusaha membantu tetangganya namun kemudian menyadari bahwa rumahnya juga mulai terbakar.
“Abu menghujani kami,” katanya.
Penyebab kebakaran masih diselidiki, sementara personil militer dan layanan darurat telah dikerahkan.
Kementerian Kesehatan Chili bahkan mempekerjakan mahasiswa kedokteran yang mendekati akhir studi untuk membantu mengurangi tekanan pada layanan kesehatan.
Kebakaran hutan sering melanda Chili ketika musim panas tiba. Tahun lalu, gelombang panas yang mencatat rekor menyebabkan 27 orang meninggal dan lebih dari 400.000 hektare terdampak.
“Area yang terbakar saat ini jauh lebih kecil dibandingkan tahun lalu, (namun) saat ini jumlah hektar yang terdampak bertambah dengan sangat cepat,” kata Toha.