LAOS – Untuk mempopulerkan kain batiknya, Laos membangun sebuah desa tradisional yang isinya khusus untuk kerajinan tangan khas mereka.
Hal lain yang sangat terkenal di Laos adalah kemampuan mereka menghasilkan kain tenunan dari bahan sutra berkualitas tinggi. Seni menenun memang jadi kebudayaan yang sangat populer sejak ribuan tahun di negara-negara Asia.
Tak heran memang, kain sutra yang dihasilkan oleh beberapa negara di Asia, termasuk Laos memang sangat diakui mutunya di dunia. Laos pun tak ingin kalah. Mereka tetap mempertahankan teknik menenun sejak ribuan tahun yang diturunkan oleh nenek moyang mereka agar bisa dilihat dn diakui oleh masyarakat dunia.
Teknik menenun gaya Laos sangat mirip dengan Indonesia. Berbagai macam warna dipadukan di alat tenun tradisional mengingatkan saya akan kain tradisional dari Sumatera Utara dan Sumatera Barat. Benang berwarna emas, merah dan jingga dominan dipakai.
Bunyi papan penenun terdengar dari setiap alat yang tengah dipakai oleh pekerja wanita. Lembaran kain dengan berbagai corak terlihat meramaikan ruangan. Tempat ini memang khusus untuk menghasilkan kain bermotif dengan bahan sutra berkulitas tinggi.
Corak yang umum dipakai oleh masyarakat Desa Ban Xang Khong mirip dengan motip yang dipakai oleh rumah adat Suku Karo di Sumatera Utara yang bernama Pengeret-ret. Bentuknya seperti barisan ketupat berukuran besar sangat umum ditemukan dalam motif kain Laos.
Motif lain yang membuat Laos sangat mirip dengan kain dari Suku Karo di Indonesia adalah Uis Gara dan Uis Nipes yang umum dipakai oleh perempuan Karo. Warna yang dipakai dominan merah dan diisi motif bergaris tipis dengan warna hitam, putih, biru dan kuning.
Dengan kata lain, dalam hal budaya ditemukan persamaan antara Laos dan Indonesia.