KOREA SELATAN – Pemerintah Taiwan dan Korea Selatan pada hari Jumat (8/4) mengatakan bahwa Taiwan telah menemukan dua mayat setelah sebuah kapal yang membawa enam warga Korea Selatan dinyatakan hilang di selat Taiwan. Operasi pencarian dan penyelamatan pun masih berlangsung.
Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Korea Selatan mengatakan bahwa pihak berwenang Taiwan sebelumnya menerima sinyal marabahaya dari Kyoto 1 sekitar pukul 09:50 waktu setempat pada hari Kamis (7/4).
Sinyal itu terpancar dari sebuah lokasi yang berjarak sekitar 18 mil (29 km) dari barat pulau itu.
Kemenlu Korea Selatan kemudian menambahkan bahwa keenam orang yang hilang bersama kapal itu adalah warga negara mereka.
Kapal berbendera Sierra Leone seberat 322 ton itu diketahui sedang dalam perjalanan ke pelabuhan Batam di Indonesia dari Kota Busan, Korea Selatan. Kapal ini menarik kapal tender Kyoto 2 yang telah ditemukan di daerah tersebut.
“Pemerintah kami telah meluncurkan tim tanggap darurat dan mengirim kapal patroli dan helikopter untuk pencarian,” kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan, seraya menambahkan bahwa pihaknya bekerja sama dengan otoritas patroli Taiwan.
Pusat Komando Penyelamatan Nasional Taiwan mengatakan kapal itu telah mengirimkan pesan darurat di perairan dekat pulau Penghu di Selat Taiwan. Mereka pun telah mengirim kapal dan pesawat untuk melakukan pencarian.
Sementara itu, sejumlah nelayan melaporkan telah menemukan dua mayat yang identitasnya belum dikonfirmasi. Upaya untuk menemukan empat lainnya terus dilakukan, tambahnya.
Dalam kecelakaan terpisah, sebuah helikopter yang bertugas membantu operasi Taiwan jatuh di perairan Pulau Mara, di wilayah selatan Korea Selatan pada hari Jumat.
Penjaga pantai mengatakan bahwa kejadian itu menewaskan dua anggota awak, satu orang terluka, dan satu awak lainnya dinyatakan hilang.
Sebuah tim yang terdiri dari dua pilot penjaga pantai dan dua pejabat lainnya berada di atas helikopter Sikorsky S-92 ketika helikopter itu jatuh ke laut, 370 km barat daya pulau itu sekitar pukul 1:32 pagi waktu setempat.
Park Je-soo, seorang pejabat penjaga pantai Jeju, mengatakan bahwa helikopter itu dalam perjalanan pulang ke pangkalannya di Pulau Jeju setelah menurunkan enam anggota regu penyelamat khusus di kapal patroli terdekat yang akan berangkat ke Taiwan.
“Pilot masih hidup ketika dia diselamatkan, tetapi co-pilot dan operator radarnya tidak sadarkan diri. Meskipun kami telah melakukan perawatan darurat, mereka tidak sadar kembali,” kata Park dalam briefing yang disiarkan televisi.
Sang pilot kemudian dikabarkan menderita beberapa patah tulang dan dirawat di rumah sakit untuk perawatan. Sementara itu, pencarian terhadap awak yang hilang, yang diketahui bekerja sebagai mekanik, sedang berlangsung.
Sumber: Reuters