BUKITTINGGI – Kepolisian Daerah Sumatera Barat (Polda Sumbar) pada Selasa (5/12) mengatakan jumlah pendaki yang tewas akibat terdampak erupsi Gunung Marapi bertambah menjadi 23 orang, dengan 11 di antaranya berhasil diidentifikasi.
Mengutip CNN Indonesia, Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Sumbar Komisaris Besar Polisi Lisda Cancer mengatakan, hampir semua korban erupsi, baik yang selamat maupun yang meninggal, mengalami luka bakar di tubuhnya.
Para korban dibawa ke sejumlah rumah sakit terdekat untuk mendapat perawatan intensif untuk yang selamat dan proses identifikasi untuk yang meninggal dunia.
Gunung Marapi dilaporkan meletus pada Minggu siang. Gunung yang tergolong paling aktif di Sumatera ini terletak di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar.
Ketika erupsi terjadi, sebanyak 75 pendaki disebut berada di area gunung dan kemudian terjebak hingga satu per satunya ditemukan dan dievakuasi.
Salah satu pendaki yang terjebak adalah Zhafirah Zahrim Febrina, atau yang lebih dikenal sebagai Ifah, yang viral karena mengunggah keadaannya ketika terjebak ke media sosial.
Dalam unggahannya, perempuan berusia 18 tahun itu meminta tolong untuk ditemukan sambil menyoroti keadaannya yang sudah tertutup abu tebal.
Ia berhasil dievakuasi dan langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Padang Panjang untuk mendapatkan perawatan medis.
Melansir laman resmi BNPB, data mutakhir menunjukkan bahwa Gunung Marapi per Senin pagi hingga pukul 06.00 WIB meletus sebanyak delapan kali letusan dan mengeluarkan 43 hembusan, dengan Amplitudo paling besar mencapai 14,2 mm serta berdurasi selama 56 detik.
Untuk itu, BNPB mengimbau masyarakat, wisatawan, dan pendaki untuk tidak melakukan aktivitas di bawah radius 3 kilometer dari puncak atau kawah.
Selain itu masyarakat agar memakai masker, topi, dan kaca mata ketika beraktivias di luar ruangan dan tidak menyebarkan informasi yang belum bisa diverifikasi kebenarannya.
Terkait dengan aktivitas vulkanik, PVMBG masih menetapkan Gunung Marapi pada status level II atau ‘Waspada’.
