JAKARTA – Pemerintah Israel bersumpah akan membalas negara-negara yang memutuskan untuk menyatakan Palestina sebagai sebuah negara.
Hal itu disampaikan Duta Besar Israel untuk Jerman Ron Prosor, menyebut bahwa negaranya tidak akan memaafkan negara-negara yang mengakui Palestina setelah serangan Hamas pada Oktober lalu.
“Israel tidak akan melupakan atau memaafkan negara-negara yang mengakui Palestina setelah serangan Hamas tahun lalu,” ungkapnya kepada Table.Briefings, dilansir dari Shafaq News.
“Negara-negara ini memberikan angin positif bagi para teroris. Selama pembantaian berikutnya, tangan mereka akan berlumuran darah orang-orang tak berdosa,” lanjutnya.
Pernyataan Prosor muncul setelah daftar negara yang mengakui Palestina diperkirakan bertambah panjang dengan Irlandia, Norwegia, dan Spanyol mendeklarasikan akan segera menyatakan pengakuan serupa.
Ketiga negara Eropa tersebut pada Rabu (22/5) mengumumkan akan memberikan pengakuan untuk Palestina pada Selasa (28/5) pekan ini, menyebutnya sebagai kunci “terciptanya perdamaian di Timur Tengah”.
Ketiga negara tersebut juga mendukung keputusan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) terkait penangkapan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu atas dugaan kejahatan perang di Gaza, Palestina.
Sementara itu, Jerman, negara tempat Prosor bertugas sebagai Duta Besar Israel, juga telah menyatakan kepatuhannya terhadap surat penangkapan Netanyahu dari ICC.
Hal itu pun membuatnya berang. Dalam sebuah unggahan di platform media sosial X, ia mengomentari keputusan pemerintah Jerman sebagai sesuatu yang keterlaluan.
Ia juga mempertanyakan Jaksa ICC Karim Khan yang telah menyamakan pemerintahan Israel – yang menurutnya demokratis – dengan pemerintahan Hamas.
Hal ini mengingat perintah penangkapan dari badan tersebut juga menyertakan penangkapan sejumlah pemimpin tinggi Hamas di samping Netanyahu.
Menurut Prosor, Khan telah kehilangan pedoman moralnya serta langkah ini menjelekkan mendelegitimasi Israel dan orang-orang Yahudi.
“Jerman mempunyai tanggung jawab untuk menyesuaikan kembali kompas pedoman ini. Kampanye politik yang memalukan ini bisa menjadi paku di peti mati bagi Barat dan lembaga-lembaganya,” tuturnya.