INDIA – Ratusan masyarakat yang meninggal setiap harinya akibat virus corona memaksa pemerintah India untuk menutup Ibukota negaranya selama enam hari.
Aturan ini cukup mengejutkan karena sebelumnya aturan lockdown belum pernah terjadi meski gempuran virus corona terus terjadi meski dalam skala kecil.
Namun, di serangan tsunami covid-19 kali ini, pemikiran pemerintah dan masyarakat India tampaknya berubah.
Ratusan pasien yang meninggal setiap harinya akhirnya membuat masyarakat India sadar bahwa mengisolasi diri dalam situasi seperti ini sangat penting.
Dari foto yang diunggah oleh fotografer AFP, Sajjad Hussain terlihat bahwa suasana di tengah kota New Delhi sangat sepi. Ribuan masyarakat yang biasa meramaikan tempat ini tampak lengang dan hanya terlihat polisi yang berpatroli.
Hal yang sama juga terjadi di pertokoan dan pusat bisnis masyarakat. Tidak ada toko yang buka dan hanya sesekali anak-anak terlihat bermain sepeda dan berjalan menyusuri jalanan pertokoan yang sepi.
Masih dari situasi terkini kota New Delhi, Sajjad juga mengunggah aktivitas lain di bidang transportasi. Ternyata supir-supir bajaj di kota ini masih terus beroperasi namun dengan pengawasan ketat kepolisian.
Sementara itu, di foto lain ditunjukkan bahwa pengemis di New Delhi belum begitu terganggu dengan aturan lockdown dari pemerintah.
Masyarakat dengan jumlah penduduk sebanyak 1,3 miliar orang ini tengah dilanda virus corona. Jumlah masyarakat yang meninggal karena infeksi Covid-19 di India per Senin (26/4) kemarin jumlahnya mencapai 117 orang per jamnya.
Bahkan pada Minggu (25/4) kemarin, tercatat lebih dari 350.000 orang terkena Covid-19. Angka ini memecahkan rekor dunia untuk kasus covid-19 harian.
Akibat pertambahan jumlah pasien yang terkena virus corona yang sangat tinggi, rumah sakit di New Delhi tidak bisa lagi menampung warga yang baru terkena infeksi. Tak hanya itu, rumah sakit juga kekurangan tabung oksigen dan masyarakat kekurangan fasilitas kesehatan.
Agar bisa selamat, banyak pasien yang terinfeksi virus corona harus dirawat di atas bajaj dan di halaman rumah. Saat ini tenda-tenda perawatan juga penuh oleh pasien dengan gejala serupa.