23.6 C
Indonesia

Ini Alasan Mengapa Israel Mempertahankan Yerusalem

Must read

YERUSALEM – Bagi orang Yahudi kota Yerusalem sangat penting karena di dalamnya ada Tembok Barat  yang dalam bahasa Ibrani disebut הכותל המערבי (baca: HaKotel HaMa’aravi) yang lebih dikenal oleh kaum non-Yahudi sebagai Tembok Ratapan  dan dalam bahasa Arab disebut حائط المبكى (baca: Haithun al-Mubakka).

Pengajar Kitab Ibrani asal Indonesia Rita Wahyu Wulandari mengatakan bahwa satu lagi bagian yang tersisa dari Bait Suci yang dalam bahasa Ibrani disebut בית המקדש (baca: Beyt HaMiqdas) dan dalam bahasa Arab adalah بيتالمقدس (baca: Bait al-Maqdis).

Sementara itu, lanjut Rita, bagi orang Kristen di Yerusalem terdapat sebuah bangunan bernama Gereja Kebangkitan Kristus yang dalam bahasa Yunani disebut Νας τς ναστάσεως (baca: Naos tes Anastaseos), dalam bahasa Arab disebut كنيسة القيامة (baca: Kanīsah al-Qiyāmah), dalam bahasa Latin disebut Ecclesia Sancti Sepulchri dan dalam bahasa Ibrani disebut כנסיית הקבר‎ (baca: Knesiyat HaQever.

Baca Juga:

“Gereja ini dibangun sejak tahun 326 M, atas perintah Ratu Helena di atas situs Golgota, tempat penyaliban Sang Kristus,” kata Rita beberapa waktu lalu. 

Rita menjelaskan bahwa pada tahun 136 M Kaisar Hadrianus sengaja membangun kuil Venus di situs kubur kosong supaya orang Kristiani tidak bisa menziarahinya lagi.

Selama gereja ini dibangun pada masa Kaisar Konstantin Agung, telah ditemukan kembali salib Kristus di situs Golgota, seperti yang secara rinci dilaporkan oleh sejarawan Socrates Scholasticus dalam bukunya “Historia Ecclesiastica” pada tahun 380 M.

Klaim Kristen Atas Yerusalem

לשנה הבאה בירושלים (baca: LeShanah Haba’ah b’Yrusalayim) yang artinya Tahun depan di Yerusalem) adalah kalimat yang diucapkan dengan penuh harapan pada setiap Paskah Yahudi selama berabad-abad.

Menurut Rita, Yahudi menjadi kaum imigran dan terusir dari Tanah Suci Yerusalem karena Bait Allah dihancurkan juga oleh Jenderal Titus dari Roma tahun 70 M.

Sumber Yahudi kuno, Megilat Ta’anit (Gulungan Puasa) menyebutkan pentingnya tanggal 9 bulan Av yang dalam bahasa Ibrani disebut תשעה באב atau ט׳ באב, (baca: Tisha be Ab”). Tanggal ini disebut sebagai masa puasa perkabungan bagi kaum Yahudi karena runtuhnya Bait Suci.

“Selama 2.000 tahun setiap orang Yahudi di seluruh dunia rindu kembali ke Yerusalem, khususnya ke בית המקדש(baca: Beyt HaMiqdas), sekalipun secara fisik yang tersisa hanya Tembok Ratapan,” ungkapnya.

Kata Rita, orang Kristen tidak mempunyai ikatan emosional yang sekuat orang Yahudi atas Yerusalem sekalipun Golgota adalah situs sejarah yang penting bagi Kekristenan, tetapi tidak termasuk dalam kewajiban teologis untuk menziarahinya. Begitu juga bagi umat Islam, posisi al-Quds (Yerusalem) menempati urutan ketiga setelah kedua kota suci (Al-Haramain), yaitu Makkah dan Madinah.

“Juga, keterkaitan Islam dengan Yerusalem secara historis baru mulai dari zaman Umar, bukan sejak awal dari zaman Nabi, kecuali yang berkaitan dengan peristiwa metahistoris Isra’ Mi’raj,” jelasnya.

Catatan sejarah di luar Kitab Suci menunjukkan bahwa Israel maupun Palestina telah eksis di Tanah Suci selama berabad-abad. Sebagai entitas kebangsaan Israel sudah disebut dalam prasasti Firaun Merenptah pada tahun 1213-1203 SM dalam aksara hieroglyp kuno yang isinya “Israel dibiarkan gersang dan benihnya tidak ada” (Ysr’ir p’lat ben perat-f). Selanjutnya, Israel sebagai negara telah disebut dalam prasasti Moab pada tahun 850 SM yang menyebut עמרי מלך ישראל “Omri, Melek Ysrael” yang artinya Omri, raja Israel.

Sebagaimana Israel, dalam catatan sejarah kuno di luar Alkitab, kaum Filistin juga disebut oleh sejarawan kuno Herodotus pada tahun 450 SM, meskipun tidak pernah eksis sebagai suatu negara. Istilah modern Palestina yang dalam bahasa Arab disebut فلستيون, “Falistiniyun” adalah padanan untuk kata Ibrani: פְּלִשְׁתִּים, ”Plištim” pertama kali disebut dalam Taurat yakni dalam Kitab Kejadian 10:13-14 sebagai keturunan Kaslihim.

Rujukan selanjutnya dalam taurat adalah kitab Ulangan 2:23 tertulis kata “yang berasal dari Kaftor”. Selain itu disebutkan juga bahwa Filistin telah tinggal di lima kota (Pentapolis) kuno, yaitu Gaza, Askelon, Asdod, Ekron, dan Gat. Letaknya membentang dari selatan sampai ke utara, mulai lembah Gaza hingga sungai Yarkon.

Septuaginta (disingkat LXX), terjemahan Alkitab dalam bahasa Yunani dari abad III SM, menerjemahkan Filistin dalam beberapa kata. Dalam berbagai ayat Alkitab LXX, פְּלִשְׁתִּים, ”Plištim”, kadang-kadang hanya dialih-aksarakan menjadi Φυλιστιειμ “Pulistieim” (tercatat dalam Kitab Kejadian 21:34), ελλενας (baca: Hellenas), tercatat dalam Kitab Yesaya 9:11 disebut sebagai orang Yunani dan λλόφυλοι, “allophuloi” (tercatat dalam Kitab 1 Samuel 31:1 dan disebut dengan istilah bangsa-bangsa lain” ).

Dalam Alkitab bentuk jamak פְּלִשְׁתִּים, ”Plištim”, memang merujuk kepada lebih dari satu kaum, yaitu פְלִשְׁתִּיִּ֥יםמִכַּפְתּ֖וֹר “Plištiyim mekaftorim” (tercatat dalam Kitab Amasal 9:7 dimana tertulis kata ‘orang Filistin dari Kaftor’), יֹֽשְׁבֵ֛י חֶ֥בֶל הַיָּ֖ם גּ֣וֹי כְּרֵתִ֑יםyosabe ḥebel hayyam kretīm” (tercatat dalam Kitab Zefanya 2:5 dimana tertulis kata ‘penduduk daerah tepi laut, orang Kreti’) yang tampaknya merujuk kepada penduduk Kreta yang berasal dari Aegea, wilayah Yunani.

Dalam Kitab Yeremia 47:4-5 dikatakan bahwa kaum Fististin sebagai פְּלִשְׁתִּים שְׁאֵרִית אִי כַפְתּוֹרPlištim se’erit i’kaftor” (orang Filistin, yang datang dari Kaftor), menunjukkan bahwa di mata orang Yahudi mereka orang asing, sehingga dalam beberapa ayat Septuaginta disebut bahwa mereka adalah λλόφυλοι, “allophuloi” (bangsa-bangsa yang lain).

Meskipun demikian, Rita katakan bahwa Alkitab menyebut Filistin sebagai כְּנַ֙עַן֙ אֶ֣רֶץ פְּלִשְׁתִּ֔יםKana’na arets Plištim” (tercatat dalam Kitab Zefanya 2:5, dimana tertulis kata ‘Kanaan, tanah orang Filistin). Jadi, sekalipun Tanah Suci ini telah diberikan kepada bani Israel (tercatat dalam Kitab Yosua 13:2-3: 15:45-47), namun kaum Filistin telah menduduki Tanah Suci sebelum Bani Israel mendudukinya pada zaman Yosua.

Selanjutnya, secara historis memang Israel pernah eksis sebagai negara sejak zaman Daud dan Salomo, namun wilayahnya dari zaman ke zaman berbeda-beda. Kerajaan Daud dan Salomo menguasai Israel raya, namun pasca-Salomo negara ini terpecah menjadi dua yakni Israel dan Yehuda.

Hal ini terjadi dalam beberapa peristiwa seperti masa pembuangan ke Babel, kerajaan Yehuda di bawah dinasti Makabe menyusul penjajahan Romawi, sampai peristiwa imigrasi Israel sejak runtuhnya Bait Suci pada tahun 70 M.

“Semua wilayah yang berbeda dari zaman yang berbeda pula, semua ada rujukannya dalam Alkitab,” pungkas Rita.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru