ACEH – Setelah terombang-ambing di perairan Bireuen, Aceh, 120 pengungsi Rohingya harus kembali mempersiapkan diri untuk menghadapi jahatnya lautan lepas lagi. Pasalnya, pihak berwenang Indonesia telah memutuskan untuk menolak para pengungsi dan akan mengirim mereka ke perairan Malaysia.
Kepada Al Jazeera, Kolonel Marinir Dian Suryansyah mengatakan alasan penolakan tersebut lantaran para pengungsi bukanlah warga Indonesia, dan pihak militer tidak dapat membawa mereka masuk begitu saja.
“Hal ini sejalan dengan keputusan pemerintah,” ucapnya.
Meskipun begitu, para pengungsi akan menerima bantuan logistik seperti pasokan makanan, pakaian, dan bahan bakar. Kapal mereka yang rusak juga akan segera diperbaiki oleh teknisi yang disiapkan pemerintah.
Kerusakan tersebut mengakibatkan kapal terombang-ambing sehingga beberapa pengungsi dikabarkan sakit. Salah satu di antaranya bahkan meninggal dunia.
Mengetahui penolakan ini, Amnesti Internasional dan UNHCR semakin mendesak pemerintah Indonesia untuk membiarkan para pengungsi memasuki daratan Aceh.
Direktur Eksekutif Amnesti Internasional Usman Hamid mengatakan kepada Al Jazeera bahwa langkah yang diambil pemerintah Indonesia tersebut melanggar kewajiban internasionalnya.
“Keputusan [Indonesia] untuk mengirim kembali kapal yang tertimpa musibah ke Malaysia adalah tidak berbudi… hukum internasional jelas membebankan kewajiban kepada negara-negara termasuk Indonesia untuk melindungi hak asasi para pengungsi yang tiba di pantai mereka,” katanya.
Alasan penolakan yang diterima Hamid dari Kementerian Luar Negeri Indonesia adalah situasi pandemi Covid-19 saat ini.
Alasan tersebut menurutnya sangat salah, mengingat pihak Indonesia masih dapat menerapkan protokol kesehatan yang ketat selama menampung para pengungsi di wilayahnya.
“Saya kira Indonesia masih bisa menerapkan aturan protokol kesehatan yang ketat untuk mencegah penyakit atau penyebaran penyakit tanpa mendorong mereka kembali ke laut lepas,” tambahnya.
Sementara itu, Indonesia sebelumnya juga telah menerima gelombang pengungsi Rohingya pada bulan Juni tahun ini.
Para pengungsi dari Rohingnya pada umumnya melarikan diri ke negara-negara yang mereka pikir lebih menerima umat muslim seperti Indonesia, Malaysia, dan Thailand.