PALESTINA – Hind Rajab baru berusia enam tahun ketika menarik perhatian internasional dengan panggilannya yang memilukan untuk tim penyelamat di Gaza.
Panggilan itu berisi permohonannya untuk segera diselamatkan dari kepungan tentara Israel yang telah lebih dulu menewaskan kerabat-kerabatnya.
“Saya sangat takut,” katanya dalam rekaman panggilan yang dibagikan ke publik. “Tolong panggilkan seseorang untuk menjemput saya.”
Hind Rajab, yang memiliki panggilan sayang Little Hind, baru berusia enam tahun ketika panggilannya terputus di tengah suara tembakan tentara Israel.
Gadis manis itu kemudian dinyatakan hilang selama beberapa hari. Pencarian atas dirinya menjadi sorotan banyak pihak dari berbagai negara.
Dan ketika ditemukan pada Sabtu (10/2), tubuhnya sudah tidak lagi bernyawa. Ia berada di antara jenazah kerabat-kerabatnya di dalam mobil yang ditembaki.
Tak jauh dari mereka, yang ternyata berada di kawasan Tal al-Hawa di Kota Gaza, dua paramedis Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) juga ditemukan tewas.
Youssef Zaino dan Ahmed Al-Madhoun sebelumnya dikirim untuk menyelamatkan Hind, namun dinyatakan hilang kontak sejak serangan itu.
“Hind tetap terjebak di dalam kendaraan dan pasukan pendudukan menembaki semua orang di dalamnya, sehingga mereka semua menjadi martir,” kata PRCS dalam pernyataan yang diunggah ke Facebook.
“Hind tetap berada di sana selama berjam-jam memohon kepada kru kami untuk tiba sehingga ia dapat dievakuasi dari daerah yang dikelilingi oleh tank-tank Israel,” lanjut pernyataan itu.
PRCS lantas menuduh Israel dengan sengaja menargetkan ambulans berisi Youssef dan Ahmed yang telah tiba di lokasi pada Senin (29/1) untuk mengevakuasi Hind.
Padahal mereka sebelumnya telah berkoordinasi dengan pihak tentara Israel agar dapat melakukan evakuasi dengan aman.
“Israel dengan sengaja menargetkan kru Bulan Sabit Merah meskipun telah melakukan koordinasi sebelumnya agar ambulans dapat tiba di lokasi kejadian untuk menyelamatkan Hind,” kata mereka.
Peristiwa ini dengan segera meningkatkan kecaman terhadap Israel yang telah berulang kali melakukan pelanggaran perang sejak perang meletus pada 7 Oktober lalu.
Serangan Israel yang terus membombardir Gaza dinyatakan telah mengakibatkan tewasnya 28.000 orang dan melukai puluhan ribu lainnya.