26.1 C
Indonesia

Gletser Terakhir di Papua Diperkirakan Hilang Sebelum Tahun 2026

Must read

PAPUA – Lapisan es tropis atau gletser terakhir Indonesia yang berada di Puncak Jaya, Papua, diperkirakan akan hilang sebelum tahun 2026 mendatang.

Hal itu dikemukakan Koordinator Bidang Litbang Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dr. Donaldi Permana, menyebut bahwa hilangnya gletser di Papua telah diprediksi sebelumnya.

Prediksi itu sendiri tercantum dalam hasil penelitian bersama BMKG, Ohio State University, dan PT Freeport Indonesia (PTFI) yang dipublikasikan di PNAS pada 9 Desember 2019.

Baca Juga:

Berdasarkan pengamatan BMKG dan PTFI, terjadi rata-rata pengurangan luas es sekitar 0,07 km2 setiap tahunnya pada periode 2016–2022.

Pada April 2022 sendiri, ungkap Donaldi, total luas es hanya sekitar 0,23 km2. Ketebalan es yang tersisa pada Desember 2022 diperkirakan hanya 6 meter.

Ia menjelaskan bahwa penyebab utama hilangnya gletser Indonesia adalah peningkatan suhu global yang menyebabkan pencairan es.

Selain itu, lokasi gletser yang berada pada ketinggian relatif rendah, yaitu 4.884 meter di atas permukaan laut (mdpl), turut mempercepat proses pencairan.

“Ketinggian ini setara dengan gletser tropis di Venezuela yang berada pada 5.000 mdpl, sehingga membuat gletser di Puncak Jaya sangat rentan terhadap perubahan iklim,” katanya.

Hal lain yang juga sangat berperan dalam pencairan es di Indonesia, menurutnya, adalah fenomena El Nino kuat yang terjadi pada 2015/2016 dan 2023/2024.

Jurnal yang dipublikasikan menggambarkan bahwa penyusutan gletser di Puncak Jaya sejatinya telah berlangsung sejak tahun 1850.

Pada awalnya, gletser tersebut memiliki luas sekitar 119,32 km2, namun terus berkurang hingga menjadi hanya 0,34 km2 pada tahun 2020.

Lapisan es itu diketahui mengalami pengurangan seluas 1,45 kilometer persegi pada periode 2002–2015 – setara dengan hilangnya 0,11 km2 per tahun.

Sementara itu, pada Maret 2018, lapisan es hanya mengalami penyusutan sebesar 0,458 hingga 0,036 km2 atau berkurang sebesar 0,09 km2 sejak tahun 2016.

Ketika Indonesia dilanda El Nino pada 2015–2016, pengurangan lapisan es yang menghilang mencapai 5 meter.

Dalam periode itu itu, kata Donaldi, peningkatan laju penipisan es meningkat sekitar 5,4 kali lipat dari laju pada periode 2010–2015.

Hal itu pun menyebabkan hilangnya gletser menjadi tak terbendung.

Ia juga mengatakan bahwa mencairnya gletser di Puncak Jaya akan sulit dicegah.

Diperlukan dua faktor utama untuk menghentikan laju pencairan es atau meningkatkan laju penambahan salju, yakni suhu yang rendah dan kandungan uap air yang cukup.

Kedua faktor tersebut dinilai sulit dicapai Indonesia, mengingat iklim tropis yang dimiliki negara ini.

Di sisi lain, pencairan es di wilayah tropis dapat berkontribusi terhadap kenaikan tinggi muka laut.

Kondisi tersebut pun pada akhirnya dapat memengaruhi ekosistem dan kehidupan manusia di sekitarnya.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru