22.4 C
Indonesia

Eksklusif The Editor: Ungkapan Cerita Pemimpin Redaksi Koran Afganistan Yang Dipaksa Sembunyi Oleh Negara Saat Situasi Masih Tenang

Mantan Presiden Afghanistan disebut sebagai orang lemah yang tidak bisa memberikan keamanan pada warganya

Must read

UZBEKISTAN – Kaburnya mantan Presiden Afghanistan Asraf Ghani dari negaranya yang tengah diambang kehancuran mengundang kritik dari berbagai pihak. Salah satunya datang dari Menteri Pertahanan Afghanistan Bismillah Khan Mohammadi yang langsung meminta Interpol menangkap Asraf Ghani yang tengah berada di Uni Emirad Arab.

Lewat akun media sosial Twitternya Khan Mohammadi memita dukungan dari semua pihak dengan menggunakan tagar #ArrestGhani yang artinya #TangkapGhani.

Untuk mengetahui sepak terjang Asraf Ghani sebagai presiden selama dua periode di Aghanistan, seorang pemimpin redaksi dari salah satu harian nasional yang beroperasi di daerah Kabul dengan inisial FY berbincang dengan The Editor langsung dari Uzbekistan.

FY adalah satu dari sekian orang yang diminta oleh Badan Keamanan Nasional Afghanistan untuk mengungsi ke Uzbekistan karena namanya masuk dalam daftar penangkapan oleh oknum tak dikenal.

Ia diminta keluar dari Afghanistan di akhir Mei 2021 saat kondisi di Kota Kabul masih tenang dan belum terjadi gejolak apapun. Ancaman yang selama ini tidak pernah dipedulikan karena dianggap sebagai bagian dari propaganda terhadap media akhirnya harus ditanggapi karena yang memintanya untuk menyelamatkan diri adalah Badan Nasional Afghanistan sendiri.

Dari awal Asraf Ghani tidak ingin melakukan apapun untuk Afghanistan. Demikian dikatakan oleh FY saat ditanya pendapatnya tentang karir mantan presiden yang kini berstatus buron tersebut. Asraf Ghani menurutnya bisa menang di dua putaran Pilpres karena didukung penuh oleh Amerika Serikat.

“Untukku sebagai jurnalis presiden dari awal Ghani tidak ingin melakukan apapun untuk Afghanistan. Dia hanya mendapat dukungan dari Amerika untuk bisa menang Pemilu 2 kali karena didorong juga oleh Amerika Serikat. Dari awal Dia tidak pernah tahu cara bekerja untuk Afghanistan,” ungkapnya lewat telepon kepada The Editor, Rabu (18/8) sore.

Tak hanya itu, lanjutnya, Asraf Ghani sedari awal tak pernah ingin memenangkan aset nasional yang saat ini banyak dikuasai oleh orang asing. Kemenangan Ghani menurutnya sangat tidak masuk akal karena hanya mendukung kepentingan Amerika Serikat.

“Untuk memenangkan aset nasional Afghanistan, Dia tidak pernah berpikir kesana. Dia hanya mendukung program Amerika Serikat. Ghani adalah orang yang berpura-pura menjadi seorang nasionalis,” ungkapnya.

FY katakan bahwa ketidaksukaan rakyat Afghanistan terhadap Asraf Ghani sudah terjadi sejak tahun 2016 lalu. Kemenangannya dalam Pemilu di tengah kosongnya dukungan masyarakat menurutnya patut dicurigai.

“Dia adalah pemimpin yang sangat lemah. Tidak ada yang mendukung Dia di Afghanistan. Tidak ada nilainya di mata masyarakat. Masyarakat tidak menyukainya sejak 2016,” jelasnya.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Artikel Baru