21.6 C
Indonesia

Diduga Palsukan Dokumen, Ratusan Mahasiswa Asal India Terancam Dideportasi dari Kanada

Must read

KANADA – Sebanyak 700 mahasiswa asal India yang berkuliah di Kanada dihadapkan dengan kemungkinan deportasi setelah pihak berwenang menemukan fakta bahwa mereka menggunakan dokumen palsu untuk masuk ke negara tersebut.

Temuan itu terungkap ketika para mahasiswa tengah menjalani proses pengajuan izin tinggal permanen yang mengharuskan mereka mencantumkan dokumen penerimaan di perguruan tinggi beberapa tahun yang lalu.

Dokumen itu sebelumnya digunakan untuk mengajukan permohonan visa pelajar yang memungkinkan mereka untuk masuk, berkuliah, hingga bekerja di Kanada.

Baca Juga:

Sebagian besar dari mereka kini telah menyelesaikan pendidikan, mengajukan dan menerima izin kerja, dan tengah mengumpulkan pengalaman kerja yang diperlukan untuk mendapatkan izin tinggal permanen.

Akan tetapi, ketika izin tersebut telah berjarak lebih dekat dari sebelumnya, fakta mengejutkan tersebut terungkap.

Para mahasiswa dilaporkan menerima surat pemberitahuan deportasi yang dikeluarkan oleh Canada Border Security Agency (CBSA) atas keadaan tersebut.

Berhadapan dengan keadaan yang tidak menguntungkan itu, mereka pun angkat bicara dan berusaha menjelaskan keadaan yang sebenarnya.

Melansir India Times, laporan media menyebutkan, sebelum melanjutkan pendidikan di Kanada, 700 mahasiswa tersebut mengajukan visa pelajar lewat Education Migration Services yang berbasis di Jalandhar, Punjab, India.

Firma itu dipimpin oleh Brijesh Mishra, yang memasang tarif hampir $20 ribu (sekitar Rp300 juta) untuk setiap calon mahasiswa.

Biaya itu disebutkan untuk mengurus keperluan migrasi dan pendaftaran ke Humber College, namun tidak mencakup ongkos berangkat dan security deposit yang besarnya tidak diketahui.

Diberitakan oleh Times of India, mahasiswa yang berangkat dengan cara tersebut mengatakan bahwa Mishra tiba-tiba memberi tahu mereka tentang perubahan perguruan tinggi.

Dari yang sebelumnya mendaftar ke Humber, mereka dipindahkan ke institusi yang kurang dikenal. Hal itu bahkan diberitahukannya setelah mereka mendarat di Kanada.

Para mahasiswa tidak menaruh curiga. Mereka bahkan mempercayai Mishra setelah ia mengembalikan uang pendaftaran Humber yang lebih mahal.

Mereka pun kemudian didaftarkan ke sebuah sekolah alternatif untuk mengikuti kuliah diploma selama 2 tahun.

Dugaan penipuan ini diperparah dengan tidak ditemukannya tanda tangan Mishra di dokumen apa pun.

Dokumen itu juga tidak menyebutkan adanya surat lamaran yang diajukan oleh sebuah agensi atau instansi.

Oleh karenanya, ratusan mahasiswa itu pun dituduh memalsukan dokumen mereka sendiri untuk melanjutkan hidup di Kanada, negara yang berjarak lebih dari 11 ribu kilometer dari India.

Pemberitahuan deportasi dikeluarkan setelah para mahasiswa diberi kesempatan untuk mengajukan kasus ini ke pengadilan.

Hal yang mungkin sedikit meringankan posisi mereka dalam kasus ini adalah mereka tidak dikenakan sanksi keuangan.

Times of India juga melaporkan bahwa para mahasiswa akan diberikan kesempatan untuk mengajukan banding atas keputusan deportasi.

Akan tetapi, proses tersebut mungkin akan memakan waktu yang cukup lama, sekitar tiga sampai empat tahun, serta membutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk menyewa pengacara.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru