JAKARTA – Cuma di Indonesia apartemen dan pusat perbelanjaan dengan harga selangit tapi berdampingan dengan air waduk yang bau jadi bahan rebutan konsumen.
Salah satu kawasan apartemen super mewah di Jakarta berada di sekitar area Waduk Melati. Apa saja gedung yang berada di sekitar area ini?
Diantaranya adalah Grand Indonesia, Apartemen Thamrin Residence, Gedung Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited (HSBC), dan PT Intiland Development Tbk.
Dan saat ini PT Intiland Development Tbk tengah mengembangkan kawasan tersebut menjadi super mega blok dengan hunian apartemen super mewah yang tentunya berharga milyaran.
Dari penelusuran The Editor diketahui bila harga NJOP (nilai jual objek pajak) harga tanah di Jalan Kebon Melati yang menjadi area dimana sebagian area Waduk Melati mencapai Rp97 juta per meter, tepatnya di Jalan M.H Thamrin.
Sementara itu tak jauh dari lokasi yang sama yaitu Jalan Lontar, Tanah Abang dan Jalan Jati Bundar masing-masing dibanderol harga Rp4 juta per meter dan Rp7 juta per meter.
Hanya tinggal menunggu waktu saja karena sudah pasti area di sepanjang Waduk Melati akan diramaikan oleh apartemen-apartemen super mewah.
Karena di masa lalu, tepatnya di tahun 2013 lalu perdebatan sengit antara PT Jakarta Monorail (JM) dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang dipimpin oleh Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) membuat pembangunan depo untuk monorail terhenti.
Namun, setelah Ahok berhasil mengalahkan PT JM dengan proyek pembangunan deponya yang disebut-sebut telah membuat perusahaan tersebut mengeluarkan banyak uang, kawasan Waduk Melati ternyata tak lepas begitu saja.
PT Intiland Development Tbk akhirnya hadir dengan konsep hunian super mewah yang ia bangun tepat di area Waduk Melati.
Yang Jadi Pertanyaan Adalah Mengapa Orang Indonesia Mau Tinggal di Kawasan Berair Kotor Seperti Waduk Melati?
Pengamat Perkotaan Nirwono Yoga mengatakan bila pertimbangan utama konsumen membeli unit apartemen adalah lokasi yang strategis dan dekat dengan lokasi tempat mereka bekerja.
Jadi, meski apartemen yang akan mereka beli berada di kawasan waduk dan sungai yang kotor dan bau, hal demikian tidak menjadi persoalan.
“Banyaknya bangunan apartemen yang dibangun dekat badan air (waduk, sungai, pantai) tidak lepas dari impian memiliki tempat tinggal dengan pemandangan badan air yang indah dan bersih seperti di luar negeri tentunya, hal ini yang ditawarkan oleh para pengembang,” ungkap Nirwono Yoga saat berbincang dengan Redaksi The Editor beberapa waktu yang lalu.
Karena tingginya minat masyarakat akan hunian semacam ini, lanjutnya, pemerintah daerah semestinya mendorong kebersihan badan air, dan keindahan area waduk atau sungai. dengan intensive.
“Hal ini harusnya mendorong pemerintah daerah untuk memberihkan badan air dan menghadirkan badan air tersebut ditata menjadi taman indah, airnya bersih dan harum, sebagai tempat ruang publik rekreasi warga yang justru akan meingkatkan nilai jual bangunan di sekitar termasuk apartemen, hotel, gedung perkantoran,” ungkap Yoga lagi.
Sementara itu, Kartika Marisi, Hendrawan dan Widyo Astono dalam penelitiannya yang diterbitkan oleh Universitas Trisakti tahun 2016 lalu, dan yang diterbitkan melalui situs www.researchgate.net diketahui bila kualitas dan mutu air Waduk melati berada dalam kondisi buruk alias tercemar.
Hasil penelitian mereka menyebutkan air Waduk Melati tercemar karena terkontaminasi deterjen, minyak dan lemak, E. coli, BOD, COD.
Konsentrasi BOD di Waduk Kebon Melati disebutkan berkisar antara 5,64-83,39 mg/l sedangkan baku mutu 6 mg/l, COD antara 28,35 mg/l-283,5 mg/l sedangkan baku mutu 50 mg/l, deterjen antara 0,07 mg/l sampai 0,67 mg/l, minyak dan lemak antara 0,16 sampai 9,54 mg/l sedangkan baku mutu 1 mg/l dan E.coli antara 2200 MPN/100 ml sampai 5100 MPN/100 ml sedangkan baku mutu 2000 MPN/100 ml.
Masih berdasarkan penelitian tersebut, kegiatan di sekitar Waduk Kebon Melati memberikan kontribusi yang cukup besar pada pencemaran yang terjadi.
Sedangkan masukan dari Kali Cideng membawa pencemar dari tempat-tempat yang dilewatinya.
Sumber pencemar umumnya adalah non point source yang berasal dari permukiman, rumah makan, pusat perbelanjaan, perkantoran, usaha mandiri (warung makan, laundry, salon dan bengkel).
“Karakteristik air limbah yang dihasilkan berupa limbah organik, anorganik dan B3,” sebut para peneliti tersebut.
Waduk Melati dibangun pada tahun 1966 ini juga sangat penting. Jadi tidak heran bila pemerintah provinsi DKI Jakarta tengah melakukan revaitalisasi besar-besaran atas tempat ini.
Dimana 3 unit eskavator ditemukan tengah beroperasi mengeruk lumpur yang jumlahnya cukup tinggi di awal Desember 2022 kemarin.
Rencananya perombakan akan dilakukan di sekitar Pompa Waduk Melati. Wacana yang tegah berkembang adalah akan dibangunnya taman dan area jogging track untuk masyarakat dapat nikmati.