INDRAMAYU – Presiden Jokowi akan membahas persoalan harga pupuk di Tanah Air dalam rapat kabinet. Keputusan ini diambil setelah mendapat laporan langsung dari petani Indramayu tentang tingginya harga pupuk pada Rabu (21/4) lalu.
“Urusan pupuk ini akan dibahas bersama Pak Mentan (Menteri Pertanian) nanti di dalam rapat di Istana solusinya seperti apa,” ujar Jokowi menjawab pertanyaan Fardi, petani asal Desa Malangsari, Indramayu.
Presiden Jokowi sadari bila harga pupuk dan harga gabah tidak pernah seimbang. Bahkan ketika pemerintah berhasil menjaga gabah di harga normal seperti Rp4.200 pun petani tetap rugi karena harus membeli pupuk dengan harga mencapai Rp600.000 per kuintal.
“Memang biaya seperti itu terlalu membebani di harga gabah yang 4200 pun akan terbebani. Kita tahu. Kita akan rapatkan nanti di Istana,” jawabnya lagi.
Fardi dan petani lain yang hadir dalam rapat tersebut tersenyum puas dengan keputusan Jokowi. Mereka mengatakan bahwa stok pupuk memang memadai namun bila diizinkan memilih, mereka lebih memilih untuk menggunakan pupuk subsidi.
“Petani itu ingin yang murah kalau bisa,” ujar Fardi mengawali laporannya kepada Jokowi.
Fardi mengatakan bila petani Malangsari tidak keberatan dan siap membeli pupuk non subsidi seharga Rp600.000 per kuintal asalkan harga gabah bisa disesuaikan.
“Kami siap harga pupuk mahal tapi harga padinya itu pak diseimbangkan. Karena harga padi 4.200 per kg sementara harga pupuknya 600 per Kg yang non subsidinya,” tutup Fardi.