NIAS UTARA – Tak dapat dipungkiri bahwa masih sering ditemui adanya pekebun yang menggunakan benih asalan (seedling) di beberapa wilayah. Padahal, penggunaan benih unggul yang bersertifikat amat penting karena akan mempengaruhi hasil produksi maupun produktivitas tanamannya, dan tentunya bisa berdampak bagi pendapatan pekebun.
Hal tersebut akhirnya mendorong Kementerian Pertanian melalui Ditjen Perkebunan memberikan bantuan benih tanaman perkebunan yang unggul dan bersertifikat, dalam hal ini benih karet siap tanam, kepada kelompok tani.
“Dengan adanya bantuan benih karet ini, dapat memberikan dampak positif dan manfaat bagi pekebun, karena penggunaan benih yang unggul dan bersertifikat tentunya dapat menghasilkan dan meningkatkan kualitas produksi karet pekebun lebih baik, yang akhirnya nanti akan menambah pendapatan pekebun,” ujar Arifin Pangaribuan selaku Koordinator Kelompok Tanaman Karet dan Tanaman Tahunan Lain, Ditjen Perkebunan Kementan, saat melakukan kunjungan lapangan dalam rangka pendampingan dan pengawalan kegiatan pemberian bantuan benih karet siap tanam ke Kabupaten Nias Utara awal bulan Juli lalu.
Arifin menambahkan, penyaluran dan penyerahan bantuan benih karet siap tanam kepada pekebun ini untuk kegiatan peremajaan tanaman karet seluas 100 Ha di Kab. Nias Utara.
Di samping itu, beliau juga menyampaikan bahwa, untuk program peremajaan karet ini, bantuan yang akan diserahkan ke kelompok petani tidak hanya berupa benih karet siap tanam, namun ada juga sarana produksi guna mendukung pertumbuhan benih di lapangan.
Pada kesempatan ini, Bupati Kabupaten Nias Utara menyampaikan bahwa pihaknya mengapresiasi Kementerian Pertanian melalui Ditjen Perkebunan, yang telah memberikan bantuan kepada masyarakat Nias Utara berupa 50.000 benih karet siap tanam, pupuk, dan pestisida.
Menurutnya, bantuan ini tentu akan sangat membantu kelompok tani yang ada di daerah tersebut, dalam hal pengembangan, dan mendukung ekonomi masyarakat dalam bidang pertanian khususnya perkebunan di Kabupaten Nias Utara.
Berdasarkan informasi dari Ditjen Perkebunan, diketahui bahwa ada 11 Kelompok Tani (Poktan) yang menerima bantuan ini.
Pertama, Poktan Sederhana yang diketuai oleh Mareli Harefa. Berlokasi di Desa Sisobahili, Kecamatan Namohalu Esiwa, poktan ini mengurus lahan seluas 17 Ha dan menerima benih sebanyak 8.500 batang.
Kedua, Poktan Sehati yang diketuai oleh Faosokhi Hareta. Berlokasi di Desa Namohalu, Kecamatan Namohalu Esiwa, poktan ini mengurus lahan seluas 5 Ha dan menerima benih sebanyak 2.500 batang.
Ketiga, Poktan Kare yang diketuai oleh Yasatulo Hulu. Berlokasi di Desa Fulolo, Kecamatan Alasa, poktan ini mengurus lahan seluas 11 Ha dan menerima benih sebanyak 5.500 batang.
Keempat, Poktan Mudali yang diketuai oleh Yulianus Hulu. Berlokasi di Desa Ombolata, Kecamatan Alasa, poktan ini mengurus lahan seluas 4 Ha dan menerima benih sebanyak 2.000 batang.
Kelima, Poktan Manu yang diketuai oleh Suka Mesrah Lahagu. Berlokasi di Desa Dahana Alasa, Kecamatan Alasa, poktan ini mengurus lahan seluas 3 Ha dan menerima benih sebanyak 1.500 batang.

Keenam, Poktan Makmur Jaya yang diketuai oleh Yariani Harefa. Berlokasi di Desa Hiligawoni, Kecamatan Alasa, poktan ini mengurus lahan seluas 2 Ha dan menerima benih sebanyak 1.000 batang.
Ketujuh, Poktan Tunas Abadi yang diketuai oleh Suriyani Zega. Berlokasi di Desa Fulolosalo’o, Kecamatan Sitolu Ori, poktan ini mengurus lahan seluas 21 Ha dan menerima benih sebanyak 10.500 batang.
Kedelapan, Poktan Cemara yang diketuai oleh Elinudin Zebua. Berlokasi di Desa Hilimbowo Kare, Kecamatan Alasa Talumuzoi, poktan ini mengurus lahan seluas 12 Ha dan menerima benih sebanyak 6.000 batang.
Kesembilan, Poktan Ehowu yang diketuai oleh Mesakhi Zega. Berlokasi di Desa Maziaya, Kecamatan Lotu, poktan ini mengurus lahan seluas 18 Ha dan menerima benih sebanyak 9.000 batang.
Kesepuluh, Poktan Mekar yang diketuai oleh Adrianus Nazara. Berlokasi di Desa Tugala Lauru, Kecamatan Lahewa Timur, poktan ini mengurus lahan seluas 5 Ha dan menerima benih sebanyak 2.500 batang.
Terakhir, Poktan Faomasi yang diketuai oleh Fidelis Zalukhu. Berlokasi di Desa Lukhu Lase, Kecamatan Lahewa Timur, poktan ini mengurus lahan seluas 2 Ha dan menerima benih sebanyak 1.000 batang.
Pada kesempatan yang berbeda, Direktur Tanaman Tahunan dan Penyegar Ditjen Perkebunan, Kementerian Pertanian, Hendratmojo Bagus Hudoro mengatakan bahwa produksi dan produktivitas karet dan tanaman perkebunan lainnya sangat dipengaruhi oleh faktor benih.
Berdasarkan data perkebunan karet nasional tahun 2021 (angka sementara), diketahui bahwa luas areal yang mencapai 3,77 juta ha hanya dapat memproduksi hingga 3,12 juta ton dengan produktivitas rata2 nasional 1,04 ton/ha.
Bila dibandingkan dengan potensi produktivitas karet sekitar 4 ton/ha, data tersebut menunjukkan bahwa capaian saat ini masih jauh dari potensi teknis.
Oleh karena itu, upaya peningkatan produktivitas melalui penggunaan benih unggul, perbaikan pengelolaan kebun, pengendalian OPT, serta perbaikan pengelolaan panen hingga pasca panen, perlu segera dilakukan.
Dengan proporsi status pengelolaan kebun yang didominasi oleh perkebunan rakyat sekitar 92% dan keragaan umur tanaman tua/rusak/tidak produktif sekitar 249 ribu ha, pemerintah terus mendorong upaya perbaikan, yang salah satunya adalah melalui pemanfaatan benih karet unggul.
“Diharapkan upaya pengembangan karet berkelanjutan dapat dicapai dengan melibatkan peran seluruh pemangku kepentingan karet lainnya, termasuk dukungan pembiayaan oleh perbankan melalui KUR maupun investasi oleh pelaku usaha,” ujarnya.