19.4 C
Indonesia

Cuitan Mesum Ridwan Kamil dan Pramono Anung Kembali Viral di Media Sosial

Must read

JAKARTA – Cuitan lama bernada mesum dari Ridwan Kamil dan Pramono Anung kembali muncul jelang Pilkada DKI. 

Channel News Asia (CNA) dalam laporannya, memuat beberapa cuitan yang pernah dimuat oleh Ridwan Kamil dan Pramono Anung. Cuitan ini kembali diungkit netizen beberapa hari terakhir ini.

Kicauan lawas yang sebagian sudah terhapus, namun sebagian lagi masih ada. Sepertinya netizen Indonesia tidak akan lupa pada rekam jejak digital yang pernah dibuat oleh para calon gubernur ini.

Baca Juga:

Berikut cuitan bernada mesum yang pernah dibuat oleh Pramono Anung di akun Twitternya yang sekarang berganti menjadi X di @pramonoanung.

“Cewek berbaju seksi itu aneh, dilihatin dibilang kita kurang ajar, kalau kita cuekin, dibilang kita homo #Nyantai ah,” kicau akun @pramonoanung.

“Kesamaan LOKET dan TOKE*.. Kalau pengen tahu sama2 DIINTIP #nyantai ah..,” lanjut Pram pada 12 November 2010.

“Dari Bandung menuju Jkt, mudah-mudahan tidak bertemu PAMER SUSU MONTOK (PAdat MERayap SUsul MenyuSUl MObil roNTOK). #nyantai ah,” ujarnya.

Berikut kicauan bernada mesum yang pernah dibuat oleh Ridwan Kamil di akun X yang dapat ditelusuri di @ridwankamil.

“Dada Paha Rata” sebagai singkatan dari DPR pada tanggal 9 Juni 2010.

“”betenya menyusuri kemacetan Jakarta. Jam seginih koq masih pamer susu sih. (Padat merayap susul menyusul),” tulisnya pada tanggal 20 Juli 2010.

“#zamansd ngintip rok pake serutan pensil yang ada cerminnya,” cuit Ridwan Kamil pada 12 September 2010.

“Tips Bank: Sebelum buka rekening, lihat ukuran lingkar dada customor service anda. Kalau terlalu besar, curigai. Segera pindah ke bank lain. #MD,” kicau mantan Gubernur Jabar itu pada 1 April 2011.

“Dewan Penipu Rakyat #DPR” cuit Ridwan Kamil pada tanggal 9 Juni 2010. Cuitan ini jadi bahan pembicaraan dan sempat dikritik setelah aktor Fedi Nuril me-repost-nya kembali.

Fedi menulis, “Kepada Yth. @ridwankamil. Ternyata Bapak seorang visioner. Bagaimana rasanya tetap ikut berkompetisi di pilkada akal-akalan ala Dewan Penipu Rakyat ini?”

PILKADA JAKARTA AJANG BERTEMU ORANG MESUM

Netijen ternyata cukup kritis dengan cuitan mesum dari Ridwan Kamil dan Pramono Anung ini meski sudah puluhan tahun berlalu.

Sebagian di antara netijen mengabadikan cuitan mesum ini dan langsung di viralkan di media sosial.

Netijen bahkan terang-terangan mengatakan bila Pilkada DKI 2024 merupakan ajang kumpul para calon gubernur mesum.

“Mantap ini Pilkada DKI, hahahah orang-orang mesum berkumpul,” kata warganet @ghifa121610. 

PRAMONO ANUNG MENGAKU BERCANDA

Pramono Anung ternyata menjawab kicauan netijen dengan mengatakan bila tulisan-tulisa nsemacam itu hanya bercanda.

“Jadi era di tahun 2010, orang-orang yang bermain Twitter itu eranya adalah era bercanda, seperti TikTok sekarang,” kata dia, di kantor KPU DKI Jakarta, Rabu (28/8).

Menurut dia, pada masa itu banyak masyarakat yang melakukan hal serupa.

“Itu pake ‘hashtag nyantai ah’ dan itu semuanya tentang becandaan yang rame dan saya yakin juga semua pada generasi itu melakukan hal yang sama. Jadi itulah yang terjadi pada saat itu,” jelasnya, dikutip dari media lokal, Kompas.

“Apakah saya menyesal melakukan itu? Enggak, karena saya tidak sama sekali pernah untuk menghujat seseorang, merendahkan orang,” dalihnya.

Pria yang masih menjabat Sekretaris Kabinet itu juga tak menyebutnya sebagai pornografi.

“Kemudian juga pornografi ndak ada, bahwa kemudian ada kata-kata yang sedikit guyonan memang ada dan itu saya bertanggung jawab terhadap hal itu,” ucapnya.

Sementara, RK mengaku khilaf atas kicauan-kicauannya di masa lalu dan mengajak netizen move on.

“Dulu 12-15 tahun yang lalu sebelum jadi pejabat publik, saya memang aktif bermain Twitter (sekarang X). Sebagaimana nature-nya platform tersebut, saya berekspresi secara bebas. Kadang penuh kritik pedas, kadang nyindir, sering juga nyinyir,” dalihnya, dalam unggahan pada Minggu (25/8) pukul 20.54 WIB.

“Sering saya katakan di mana-mana, dulu saya adalah netizen yang marah-bahkan julid,” imbuh dia.

“Maafkan aku yang dulu. Mari kita move on,” tutupnya.

Cuitan lama Ridwan Kamil dan Pramono Anung yang langsung menjadi viral ini menunjukkan bahwa jejak digital di Indonesia sulit untuk dihapus dari ingatan publik.

Netizen tampaknya memiliki ingatan yang panjang tentang apa yang pernah dicuitkan oleh para pejabat dan tokoh politik di media sosial pribadi mereka, bahkan lebih dari satu dekade yang lalu.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru