21.8 C
Indonesia

Cuaca Terasa Panas Meskipun Sudah Musim Hujan, Ini Penjelasan BMKG

Must read

JAKARTA – Tak dapat dipungkiri, cuaca di beberapa wilayah di Indonesia, khususnya Jabodetabek, belakangan ini terasa sangat panas.

Padahal, Indonesia pada bulan Desember ini seharusnya sudah memasuki musim penghujan.

Mengapa demikian? Dan apa penyebabnya? Simak penjelasan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di bawah ini.

Baca Juga:
Indonesia memasuki musim hujan secara bertahap

Kepada Kompas.com, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengungkap bahwa Indonesia telah masuk musim hujan secara bertahap mulai September–Desember 2023.

Adapun puncak musim hujan sendiri diperkirakan terjadi pada Januari dan Februari 2024.

“Saat ini memang secara umum wilayah Jawa sudah memasuki musim penghujan,” katanya, Senin (18/12).

Meskipun begitu, ia menyebut kondisi hujan beberapa hari terakhir belum turun secara merata dan dengan durasi yang bervariasi.

Menurutnya, hujan jarang turun dan cuaca panas beberapa hari terakhir terjadi karena dinamika atmosfer.

Fenomena atmosfer memengaruhi peningkatan curah hujan lebih terkonsentrasi di wilayah Jawa tengah dan timur, sementara di wilayah Jawa bagian barat tidak terlalu signifikan.

“Dinamika atmosfer tersebut adalah terdapatnya pola tekanan rendah yang menyebabkan pola belokan dan perlambatan angin yang memicu pertumbuhan awan hujan cenderung terjadi di wilayah tengah dan timur,” jelasnya.

Terkait hujan yang masih jarang turun, Guswanto menyebut ini terjadi karena Jawa Tengah baru masuk musim hujan pada November, sementara Jawa Timur baru masuk pada Desember.

Selain itu, ia juga menyebut bahwa pola subsiden dari fenomena gelombang atmosfer terjadi dalam beberapa hari terakhir di wilayah Jawa Barat.

“Memicu pengurangan pertumbuhan awan hujan di wilayah barat, sehingga cuaca cenderung umumnya cerah-berawan dan hujan yang masih belum terlalu signifikan,” imbuhnya.

Pengaruh El Nino

Guswanto menyebut, dengan citra satelit yang beberapa hari terakhir memperlihatkan bahwa wilayah Jawa bagian selatan tidak tertutup awan, dapat diketahui bahwa sinar Matahari intens langsung ke permukaan Bumi.

Ia pun tidak menampik adanya pengaruh dari fenomena El Nino terhadap perubahan cuaca dan hujan di Indonesia.

Hasil analisis dari kondisi iklim global menunjukkan kondisi El Nino Moderat dengan nilai NINO 3.4 sebesar +1.70 dan nilai SOI sebesar -6.0.

Nilai DMI sebesar +1.21 juga menunjukkan Dipole Mode Positif.

Kondisi El Nino Moderate dan Dipole Mode Positif ini menunjukkan potensi curah hujan rendah untuk wilayah Indonesia.

“Fenomena El Nino Moderat diprediksi berlangsung hingga Februari–Maret 2024 sehingga kondisi ini akan mempengaruhi cuaca hujan dan suhu di Indonesia,” ungkapnya.

Menurutnya, fenomena El Nino akan memengaruhi cuaca hujan di Indonesia mengalami penurunan.

Guswanto mengatakan, wilayah di Indonesia yang sudah mengalami hujan secara merata adalah Indonesia bagian utara dan timur.

Indonesia bagian utara mencakup Aceh, Sumatera Utara, Kalimantan Utara, Gorontalo, Maluku, dan Papua Barat.

Sementara itu, yang termasuk wilayah Indonesia bagian timur antara lain Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara, Bali, Kepulauan Maluku, dan Papua.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru