JAKARTA – Grup musik asal Inggris Coldplay ternyata pernah enggan melangsungkan konser, tidak hanya di Indonesia–melainkan juga di banyak negara lainnya, karena isu lingkungan.
Chris Martin dkk saat itu membatalkan semua jadwal tur dan hanya mengunggah video di YouTube agar penggemar tetap bisa ‘menyaksikan’ mereka tampil secara langsung (live).
Keputusan tersebut mereka jalankan pada tahun 2019 lalu, tahun ketika album studio kedelapan mereka, “Everyday Life”, dirilis.
Mengutip VOI, Coldplay saat itu mengonfirmasi tidak akan melangsungkan tur album baru mereka demi menjadi ramah lingkungan.
Kepada BBC News, Martin menjelaskan band-nya saat itu mendiskusikan bagaimana tur konser dapat membuat sistem berkelanjutan dan tidak merusak lingkungan.
Rupanya, ide mengejutkan tersebut sudah ada sejak mereka melakukan tur album sebelumnya.
“Saya senang artis lain mulai berpartisipasi, tetapi, benar-benar menerima kesalahan adalah apa yang kami lakukan. Tidak apa-apa, saya setuju dengan itu,” jelas Martin.
Adapun video yang diunggah ke YouTube adalah penampilan Coldplay membawakan lagu-lagu dari album “Everyday Life” secara langsung di Benteng Amman, Yordania.
Grup tersebut juga mengadakan konser amal di National History Museum London, Inggris, dengan seluruh hasil penjualan tiket didonasikan ke ClientEarth.
Penerima donasi tak lain adalah sebuah lembaga amal lingkungan yang berfokus pada upaya penyelamatan Bumi dan manusia.
Acara tersebut sekaligus menjadi satu-satunya panggung di Inggris Raya yang menggelar promosi album “Everyday Life”.
Disebutkan bahwa langkah Coldplay saat itu menyusul yang telah dilakukan oleh musisi-musisi lainnya, seperti Radiohead, The 1975, dan Billie Eilish, dalam mengimplementasikan sebuah sistem ramah lingkungan di konser-konser mereka.
Penyanyi Billie Eilish saat itu membagikan tiket gratis ke penggemarnya yang bergabung dengannya untuk sebuah kampanye lingkungan.
Selain tidak menggelar konser untuk album “Everyday Life”, Coldplay juga tidak mengisi festival Glastonbury pada tahun 2020.
Keputusan itu datang setelah Martin melihat sebuah tweet yang membicarakan penampilan band-nya di festival Somerset sebelumnya.
“Anda dapat mengandalkan dia untuk tampil dalam olahraga dengan setelan olahraga dan menghancurkan segalanya,” demikian bunyi tweet tersebut.
Pria itu mengaku kalimat-kalimat semacam itu terkadang menyakitkan untuk dibaca, karena ia pun “juga manusia”.