BULGARIA – Pihak berwenang Bulgaria sedang mencari seorang pilot misterius yang terbang tanpa izin melintasi beberapa negara Eropa.
Pasukan pertahanan di negara itu bahkan memasuki mode siaga tinggi pada Rabu (8/6) malam pekan lalu ketika sebuah pesawat kecil terdeteksi di wilayah udaranya.
Menurut Menteri Dalam Negeri Boiko Rashkov, pesawat Beechcraft dengan dua tempat duduk itu tampaknya berangkat dari Hongaria serta terbang di atas Polandia dan Slovakia.
Pilot kemudian diyakini mendaratkan pesawat di dekat Laut Hitam, setelah menyeberang sebentar ke Serbia dan Rumania.
Pesawat berusia 60 tahun itu akhirnya ditemukan di landasan pacu sebuah bandara swasta di wilayah timur laut Buhovtsi. Alat transportasi itu ditutupi oleh terpal dan tidak ada jejak kru di sekitarnya.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Pertahanan Bulgaria mengatakan bahwa pesawat yang mencurigakan itu tidak memiliki rencana penerbangan, telah menonaktifkan transpondernya, dan tidak menanggapi pesan radio atau sinyal visual.
Pesawat Beechcraft itu dicegat oleh empat jet tempur Hungaria dan Rumania sebelum dikawal hingga memasuki wilayah udara Bulgaria.
Menteri Pertahanan Bulgaria Dragomir Zakov mengatakan kepada wartawan bahwa Bulgaria tidak mengirim jet tempur untuk mencegat karena pesawat itu “tidak mewakili ancaman kapan pun”.
“Itu terbang di ketinggian yang sangat rendah dan dengan kecepatan rendah, yang membuat intersepsi oleh prajurit sulit,” tambahnya.
Menurut Kementerian Pertahanan, kondisi cuaca juga menyulitkan proses tersebut akibat hujan lebat dan badai petir.
Pesawat dilaporkan berhenti di Kota Vidin, di barat laut Bulgaria untuk mengisi bahan bakar. Dari sana pesawat kembali melakukan perjalanan ke arah timur, ke lapangan terbang yang ditinggalkan di dekat Targovishte.
Kepada wartawan, Rashkov mengatakan bahwa pesawat ditemukan oleh pihak berwenang setempat dalam keadaan mesin yang masih hangat. Akan tetapi, pilot telah benar-benar menghilang tanpa jejak.
Penyelidikan atas insiden tersebut akhirnya dibuka oleh kantor kejaksaan di Varna, Bulgaria timur.
Sumber: euronews