JAKARTA – Dua hari telah berlalu sejak Turki dan Suriah diguncang gempa yang dahsyat, yang meluluh lantakkan banyak daerah di kedua negara tersebut.
Ribuan gedung dikabarkan runtuh, termasuk kompleks apartemen dan rumah sakit, menjebak banyak orang di bawah puing-puingnya yang memporak-porandakan kota-kota.
Atas situasi yang kacau itu, bantuan pun terus berdatangan dari luar Turki dan Suriah.
Negara-negara sahabat dan organisasi internasional mengirimkan tim penyelamat dan berbagai pasokan dalam upaya terbaik membantu kedua negara menghadapi bencana ini.
Uni Eropa (UE), misalnya, yang telah mengirimkan 27 tim penyelamat dengan jumlah personel mencapai 1.150 orang dari 19 negara Eropa melalui Mekanisme Perlindungan Rakyat Sipil EU.
Sebanyak 70 ekor anjing penyelamat juga telah dikerahkan untuk membantu Turki pascagempa.
Rombongan anjing penyelamat dari Jerman juga telah tiba di selatan Turki, bersiap untuk membantu proses pencarian para korban yang terjebak di bawah reruntuhan.
Sementara itu, Uni Emirat Arab mengatakan akan mendirikan rumah sakit lapangan di Turki serta mengirim tim pencarian dan penyelamatan ke Turki dan Suriah.
Negara itu juga berencana akan memberikan bantuan mendesak ke daerah-daerah yang paling terpukul di Suriah.
Salah satu negara tetangga Turki, Yunani, akan mengirimkan tim yang terdiri dari 21 penyelamat, dua ekor anjing penyelamat, dan kendaraan penyelamat khusus.
Yunani juga mengirimkan seorang insinyur struktur, lima orang dokter, dan ahli perencanaan seismik, yang semuanya berangkat dengan pesawat angkut militer.
Korea Selatan, Qatar, dan Australia telah mengumumkan akan memberikan bantuan uang selain mengerahkan tim penyelamat.
Pesawat sewaan Air China mengangkut 20 ton perbekalan bantuan dari negeri tirai bambu itu, peralatan, 82 orang yang tergabung dalam tim penyelamat, serta empat ekor anjing pelacak.
Jepang mengirimkan 73 personel penyelamatnya ke Turki dengan membawa berbagai peralatan seperti detektor kehidupan, bor, generator portabel, peralatan medis, dan makanan.
Indonesia sendiri tengah bersiap untuk mengirimkan bantuan kemanusiaannya untuk para korban gempa di Turki dan Suriah.
Presiden Joko Widodo dalam siaran pers yang diadakan kemarin, Selasa (7/2), menyampaikan bahwa bantuan sedang disiapkan oleh Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pertahanan, dan juga oleh Kementerian Sosial.
Gempa bermagnitudo 7,8 pada Senin (6/2) disebut sebagai gempa yang paling mematikan yang pernah melanda Turki sejak tahun 1999.
Jumlah korban jiwa di Turki dan Suriah hingga hari ini, Rabu (8/2), dilaporkan telah menembus angka 5.000 orang.
Jumlah itu diperkirakan akan terus bertambah mengingat upaya penyelamatan masih berlangsung di banyak titik. Dengan ini, tim penyelamat terus berlomba dengan waktu.
Badan manajemen bencana Turki mengatakan lebih dari 24.400 personel darurat internasional kini berada di lapangan, namun upaya yang diberikan belum bisa disebut maksimal.
Selain berpacu dengan waktu, mereka harus berjuang di tengah suhu dingin yang ekstrem dan rentetan gempa susulan yang terus terjadi.
Meskipun begitu, upaya penyelamatan masih terus dilakukan mengingat masih ada harapan yang menyala dari para korban yang terjebak maupun mereka yang telah selamat dan kini berada di tenda penampungan.