JAKARTA – Teknologi semakin berkembang. Di zaman sekarang ini, tampaknya hampir tidak ada yang tidak bisa dilakukan manusia selama ada bantuan dari teknologi.
Mulai dari bepergian, membuat panganan, mencari dan menyebarkan informasi, berdagang, hingga mendapatkan ilmu pengetahuan.
Kehadiran teknologi semakin semarak dengan munculnya kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) beberapa tahun belakangan ini.
AI diprogram agar bisa melakukan sesuatu sesuai perintah yang di-input manusia ke dalam sistem, sehingga mempermudah pekerjaan manusia.
Meskipun menimbulkan pro dan kontra, utamanya tentang peran manusia dalam kehidupannya sendiri, AI dipandang dapat membawa manfaat jika digunakan dengan tepat.
Salah satu yang menggunakan AI adalah aplikasi belajar mengaji (membaca Al-Qur’an) keluaran Vokal.ai, ngaji.ai.
Aplikasi ini, yang dapat digunakan di gawai Android dan IOS, dilengkapi dengan automatic speech recognition (ASR) sehingga dapat memberikan feedback terkait pelafalan ayat Al-Qur’an penggunanya.
COO Vokal.ai Vanya Sunanto menjelaskan, dalam pembuatan ngaji.ai, pihaknya berkolaborasi dengan para ahli dari Belanda dan tetap mempekerjakan tim yang seluruhnya adalah orang Indonesia.
Dan untuk melatih teknologi AI-nya sendiri, pihaknya berkeliling Indonesia guna merekam suara banyak orang dalam melafalkan ayat-ayat Al-Qur’an untuk dijadikan basis data.
Mereka yang direkam suaranya berasal dari berbagai kalangan, mulai dari anak kecil hingga dewasa, laki-laki dan perempuan, serta orang awam hingga qori dan qoriah (para ahli membaca Al-Qur’an).
Langkah itu, katanya, melatih mesin pembelajaran yang digunakannya untuk mengetahui pelafalan mana yang tepat dan tidak tepat.
“Akurasinya tinggi itu kan kita pake machine learning. Jadi automatic speech recognition-nya ini kan pake teknologi machine learning. Akurasinya bisa tinggi karena mesinnya itu tuh kita feed dengan data yang sangat banyak,” kata Vanya di Jakarta, Selasa (5/3).
“Kayak tadi Pak Sutarto bilang ya, kami tuh keliling Indonesia untuk ngumpulin data orang-orang pronounce, … pelafalan mereka ngaji. Jadi kita tahu, oh ternyata logat dari Kalimantan tuh seperti ini, logat di Jawa seperti ini, logat di Sumatera tuh seperti ini. Karena banyak sekali data yang kami kumpulkan, sehingga akurasinya tepat,” sambungnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa banyak data yang sudah dikumpulkan timnya hingga saat ini mencapai durasi 20 ribu jam.
Jumlah itu akan terus bertambah, terlebih dengan adanya suara-suara baru dari para pengguna saat ini.
Terkait keamanan data yang berupa suara pengguna, Vanya mengatakan pihaknya menggunakan sistem keamanan berlapis sehingga dapat terhindar dari ancaman peretasan.
Selain teknologi ASR yang menjadi kunci dari ngaji.ai, aplikasi ini juga menawarkan berbagai fitur menarik.
Salah satunya adalah scoring system, yaitu sistem yang memberikan penilaian kepada pengguna setelah menyelesaikan materi belajar dan mengerjakan latihan.
Pengguna juga bisa memantau kemajuan belajarnya yang dibagi menjadi 3 tahapan yaitu pemula, menengah, dan mahir, yang diukur berdasarkan total skor yang dikumpulkan.
Terdapat juga papan peringkat sebagai salah satu fitur gamification yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi pengguna untuk terus belajar.
Pengguna juga dapat melihat detail pencapaian yang didapat oleh pengguna lain, serta dapat membagikan pencapaiannya ke media sosial.
Vanya mengatakan, dalam waktu dekat, ngaji.ai akan memiliki fitur rekomendasi doa harian yang dapat menambah semarak berpuasa di bulan suci Ramadan.
Aplikasi ngaji.ai bisa didapatkan dengan mengunduh di Play Store maupun App Store.