JAKARTA – Demikian dikatakan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang ditayangakan lewat Youtube lewat akun Sekretariat Presiden malam ini, Rabu (26/3).
“Oleh sebab itu saya minta segera hentikan perdebatan yang berkaitan dengan rumor beras. Ini justru membuat harga jual gabah di tingkat petani turun atau anjlok,” ujar Presiden Jokowi di akhir tayangan.
Sebelum menyampaikan permintaan diatas, Presiden Jokowi ternyata mengaku sudah tahu bila harga beras belum sesuai harapan petani di saat panen tengah berlangsung.
“Saya tahu kita tengah memasuki masa panen dan harga beras di tingkat petani belum sesuai yang diharapan,” katanya.
Sebagaimana diketahui, penyebab harga gabah turun di tingkat petani terjadi bukan karena isu impor beras, melainkan karena tingginya curah hujan di wilayah sentra penghasil padi.
Karena curah hujan yang tinggi ini, gabah petani tidak bisa dibeli oleh Bulog. Karena Permendag No. 24 Tahun 2020 menjelaskan bahwa Bulog hanya bisa menyerap gabah petani dengan kualitas kadar air maksimal 25 persen. Bila sesuai maka akan dibeli oleh Bulog dengan harga Rp4.200 per kilogram.
“Yang kejadian sekarang adalah curah hujan tinggi sekali, jadi gabah basah, gabah petani itu tak bisa dibeli Bulog,” Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi lewat konferensi pers yang ditayangkan lewat virtual pada Jumat (19/3) lalu.
Selain itu, tidak semua petani memiliki mesin pengering. Alhasil saat panen terjadi di musim hujan banyak petani tidak bisa menjual gabahnya kepada pemerintah.
Dan kondisi ini selalu berulang terjadi saat musim panen berlangsung.